Menparekraf Sandiaga Uno Dekati Singapura untuk Gelar Konser Kelas Dunia Bersama

Menurut Sandiaga Uno, berkaca dari penyelenggaraan konser penyanyi Taylor Swift di Singapura baru-baru ini, perekonomian Singapura mengalami peningkatan karena pengeluaran para penonton konser ini lima kali lipat lebih besar dibanding wisatawan biasa.

oleh Henry diperbarui 13 Mar 2024, 02:17 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2024, 02:00 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno Dekati Singapura untuk Gelar Konser Kelas Dunia Bersama
Menparekraf Sandiaga Uno Dekati Singapura untuk Gelar Konser Kelas Dunia Bersama.  foto: dok. Kemenparekraf

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menemui Pejabat Menteri Perdagangan Singapura untuk menjajaki potensi kolaborasi dalam menghadirkan konser-konser musisi kelas dunia dan event berkelas internasional lainnya di Indonesia.

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan ia menemui Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan sekaligus Pejabat Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Grace Fu Hai Yien dalam kunjungannya ke Singapura, Jumat, 8 Maret 2024.

Pertemuan itu untuk membahas potensi kolaborasi antara Indonesia dan Singapura dalam menghadirkan beeragam event berkelas internasional, terutama konser-konser yang menghadirkan musisi kelas dunia. Karena berkaca dari penyelenggaraan konser penyanyi Taylor Swift di Singapura baru-baru ini, perekonomian Singapura mengalami peningkatan karena pengeluaran para penonton konser ini lima kali lipat lebih besar dibanding wisatawan biasa.

"Strateginya kita menawarkan insentif khusus buat para promotor atau event organizer yang akan mendatangkan atraksi internasional di Indonesia," terang Sandiaga Uno dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 12 Maret 2024.

Pemerintah Indonesia saat ini tengah menyiapkan Indonesia Tourism Fund sebagai penyedia dana pendamping dan insentif bagi pelaku parekraf di Tanah Air. Insentif ini, kata Sandiaga, tidak terbatas pada penyelenggaraan konser musik saja, namun juga untuk penyelenggaraan event kebudayaan dan olahraga.

Selain insentif, Menparekraf Sandiaga menuturkan pihaknya akan bekerja sama lintas kementerian dan lembaga untuk menyiapkan infrastruktur penunjang, digitalisasi perizinan, peningkatan sumber daya manusia (SDM). Lalu akan ada pemberantasan calo untuk meningkatkan persaingan Indonesia dengan negara Asia Tenggara lain dalam menghadirkan event-event berkelas internasional.

 


Festival Musik di Indonesia

Menparekraf Sandiaga Uno Dekati Singapura untuk Gelar Konser Kelas Dunia Bersama.  foto: dok. Kemenparekraf
Menparekraf Sandiaga Uno Dekati Singapura untuk Gelar Konser Kelas Dunia Bersama. foto: dok. Kemenparekraf

"Kita meyakini dengan digitalisasi perizinan konser atau perizinan satu pintu, promotor tidak akan mengalami kesulitan dan dapat mengeluarkan biaya yang lebih murah selama pengajuan izin. Mekanisme ini juga akan memangkas alur perizinan serta membuat proses yang ada menjadi lebih transparan," tutur pria yang biasa disapa Sandi ini.

Namun, Sandiaga mengungkapkan musisi nasional sebenarnya juga tidak kalah berkualitas dengan musisi-musisi internasional. Indonesia juga memiliki banyak festival-festival musik yang tersebar di seluruh negeri, sehingga musisi lokal juga berkesempatan mendapat panggung di negeri sendiri.

"Banyak juga musisi Indonesia dan internasional yang berkolaborasi seperti konser Coldplay di Jakarta dan Jonas Brothers di ICE BSD. Kita harus mampu meningkatkan kapasitas kompetensi musisi nasional melalui pengembangan teknologi, akses digitalisasi, maupun strategi pemasaran yang inovatif melalui pemanfaatan platform digital," tutup Sandi.

Pemerintah Indonesia sedang mengupayakan lebih banyak insentif untuk menggelar lebih banyak acara musik, olahraga, dan budaya berskala internasional untuk menarik wisatawan, khususnya wisatawan asing, agar berbelanja lebih banyak dan tinggal lebih lama.


Swiftonomics’ untuk Mendongkrak Sektor Pariwisata.

Membidik momen konser Coldplay di Singapura lewat kamera Samsung Galaxy S24 Ultra. (Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani)
Membidik momen konser Coldplay di Singapura lewat kamera Samsung Galaxy S24 Ultra. (Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa Indonesia membutuhkan ‘Swiftonomics’ untuk mendongkrak sektor pariwisata.  Swiftonomics’ adalah istilah yang dibuat mengacu pada efek ekonomi yang dihasilkan lewat konser Taylor Swift. Di Asia Tenggara, hanya Singapura yang kebagian jatah konser dunia The Eras Tour selama enam hari.

Sebelumnya, negeri singa juga mendapat jatah menggelar konser band asal Inggris, Coldplay, selama hampir seminggu. Sedangkan, Indonesia hanya mendapat jatah sehari saja.

Melansir dari laman Bloomberg, Kamis , 23 Februari 2024, Sandi menyebut bahwa pemerintah telah menganggarkan dana pariwisata sebesar 64 juta dolar AS atau setara Rp1 triliun untuk mendorong penyelenggaraan acara semacam itu. "Kita membutuhkan apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah Singapura dan Australia, yaitu mendatangkan Taylor Swift," kata Sandiaga dalam wawancara dengan Bloomb

Ia menyambung, Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara pun berencana untuk memberlakukan lebih banyak aturan bebas visa, sambil menyederhanakan izin untuk mempermudah penyelenggaraan acara.


PM Thailand Protes Monopoli Konser Taylor Swift

Taylor Swift Bakal Konser di Singapura Selama 3 Hari pada Maret 2024, Tiket Mulai Dijual 5 Juli
Taylor Swift Bakal Konser di Singapura Selama 3 Hari pada Maret 2024, Tiket Mulai Dijual 5 Juli

"Saya sangat optimistis dengan beberapa transformasi yang kita lakukan di bidang pariwisata, kita akan mampu mencapai hasil yang lebih baik di tahun mendatang," kata Sandi lagi.

Konser Taylor Swift di Singapura akan digelar pada 2--4 Maret 2024 dan berlanjut pada 7--9 Maret 2024 di Stadion Nasional Singapura, Singapura. Diperkiraan ratusan ribu Swifties akan berkumpul di konser yang berlangsung selama enam hari tersebut.

Sebelumnya, Dewan Pariwisata Singapura (STB) serta Kementerian Komunitas, Kebudayaan dan Pemuda negara itu (MCCY) menanggapi pertanyaan media setelah Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin yang menuduh Negeri Singa memonopoli konser Taylor Swift di Asia Tenggara.

Melansir CNA, Rabu, 21 Februari 2024, pihaknya mengakui memberi hibah untuk membantu membawa tur dunia Swift ke Singapura. Akan tetapi, mereka tidak mengonfirmasi apakah kesepakatan eksklusif sudah dicapai untuk mencegah pelantun lagu My Tears Ricochet itu menggelar konser The Eras Tour di tempat lain di Asia Tenggara, menurut pernyataan pada Selasa, 20 Februari 2024.

 

Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia
Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia.  (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya