6 Fakta Menarik Masjid Sunan Ampel, Destinasi Wisata Religi di Surabaya dengan Kompleks Kampung Arab

Di kompleks Masjid Sunan Ampel terdapat Kampung Arab yang sebagian besar ditempati keturunan Arab Yaman dan China yang sudah menetap ratusan tahun untuk berdagang.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 01 Apr 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2024, 05:00 WIB
Kompleks Masjid Sunan Ampel di Surabaya
Kompleks Masjid Sunan Ampel di Surabaya. (Dok: Instagram https://www.instagram.com/p/Cw_SI_jBzap/?igsh=c3lzc253NDBjZWJ2)

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Sunan Ampel merupakan salah satu masjid terkenal bagi umat Islam di Surabaya, setelah Masjid Akbar Surabaya. Di masjid ini terdapat kompleks makam Sunan Ampel, salah satu tokoh Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.

Mengutip dari laman Dunia Masjid, Jumat (29/3/2024), Masjid Ampel didirikan pada 1421 oleh Sunan Ampel, dibantu sahabat karibnya Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, serta santrinya. Masjid ini dibangun di atas sebidang tanah seluas 120 x 180 meter persegi di Desa Ampel yang sekarang merupakan Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya, atau sekitar 2 km ke arah Timur Jembatan Merah.

Masih banyak hal mengenai Masjid Sunan Ampel selain lokasi maupun pembangunannya. Berikut enam fakta menarik Masjid Sunan Ampel yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Terdapat Kompleks Kampung Arab

Pusat kawasan Ampel ini terletak di Jalan Ampel Suci 45 atau Jl. Ampel Masjid 53 dan didirikan pada abad ke-15. Sejak 1972, kawasan Masjid Agung Sunan Ampel telah ditetapkan sebagai destinasi wisata religi oleh Pemkot Surabaya.

Hal menarik di kawasan masjid adalah keberadaan Kampung Arab yang sebagian besar ditempati keturunan Arab Yaman dan Cina yang sudah menetap ratusan tahun untuk berdagang. Itu sebabnya kawasan ini juga kental dengan suasana Timur Tengah, bahkan seperti di Makkah. Tak jauh dari masjid terdapat pasar yang menjual barang dan makanan khas Timur Tengah.

2. Ramai Didatangi Peziarah

Masjid Sunan Ampel di Surabaya
Masjid Sunan Ampel di Surabaya. (Dok: Instagram https://www.instagram.com/p/CMKnmDsAsjF/?igsh=cWRwYXRud29jNWww)

Saat memasuki bulan Ramadhan, Masjid Agung Sunan Ampel menjadi salah satu kawasan yang paling dikunjungi peziarah. Jumlah pengunjung meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa yang rata-rata mencapai 2.000 orang.

Pengunjung akan semakin banyak pada saat ’maleman’ (malam tanggal 21, 23, 25, 27, 29 Ramadhan) dengan jumlah di atas 10 ribu orang, bahkan dapat mencapai 20 ribu orang. Selain berniat menjalankan salat dan zikir di tempat yang tenang, banyak yang datang untuk ziarah ke makam Sunan Ampel.

Tempat itu juga didatangi wisman dari berbagai negara, seperti China, Prancis, Belanda, Italia, Malaysia, Arab Saudi, Jepang, Brunei Darussalam, Filipina, Jerman, Yunani, Selandia Baru, Korea, dan Jepang. Umumnya, mereka penasaran melihat bentuk bangunan masjid Ampel yang dibangun sejak 1421, kemudian berziarah ke makam Sunan Ampel.  

Di hari biasa, kompleks masjid ini sebenarnya juga tetap ramai dengan peziarah. Tak heran kalau akhirnya pemerintah kota setempat menetapkan kawasan ini sebagai pusat wisata religi.

3. Sosok Sunan Ampel hingga Mendirikan Masjid

Kompleks masjid Sunan Ampel di Surabaya
Kompleks masjid Sunan Ampel di Surabaya. (Dok: Instagram @febriemuhammad https://www.instagram.com/p/Cw_SI_jBzap/?igsh=c3lzc253NDBjZWJ2)

Sunan Ampel adalah salah satu Wali Songo yang berjasa menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Nama aslinya Raden Mohammad Ali Rahmatullah yang dikenal alim, bijak, berwibawa, dan banyak mendapat simpati dari masyarakat.

Sunan Ampel diperkirakan lahir pada 1401 di Champa, Kamboja. Sejarah mencatat, Sunan Ampel adalah keturunan dari Ibrahim Asmarakandi, salah satu Raja Champa yang yang kemudian menetap di Tuban, Jawa Timur.

Saat masih berusia 20 tahun, Raden Rachmat memutuskan untuk pindah ke Tanah Jawa, tepatnya di Surabaya. Saat itu merupakan daerah kekuasaan Majapahit di bawah Raja Brawijaya yang dipercaya sudah beragama Islam ketika berusia lanjut.

Sejak muda, Sunan Ampel sudah dikenal pandai dalam ilmu agama, bahkan dipercaya Raja Brawijaya untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam di Surabaya. Tugas khususnya untuk mendidik moral para bangsawan dan kawula Majapahit.

Untuk itu, Raden Rachmat dipinjami Raja Majapahit berupa tanah seluas 12 hektare di daerah Ampel Denta atau Surabaya untuk syiar agama Islam. Karena tempatnya itulah, Raden Rachmat kemudian akrab dipanggil Sunan Ampel. 

 

4. Arsitektur Masjid

Masjid Sunan Ampel dalam potret hitam putih
Masjid Sunan Ampel dalam potret hitam putih. (Dok: Instagram @historia_nusantara) https://www.instagram.com/p/CBh3gcqHO8Q/?igsh=NzJ3enp2MzR4cDQ0

Masjid Sunan Ampel dibangun dengan gaya arsitektur Jawa kuno dan nuansa Arab Islami. Arsitektur masjid ini menunjukkan akulturasi budaya lokal dan Hindu-Budha.

Tiang Masjid Ampel berbahan kayu jati yang didatangkan dari beberapa wilayah di Jawa Timur dan diyakini memiiki ‘karomah’. Dalam cerita masyarakat, saat pasukan asing menyerang Surabaya dengan senjata berat dari berbagai arah dan menghancurkan kota Surabaya, Masjid Ampel tidak rusak sedikit pun, bahkan seolah tidak terusik. 

Di masjid inilah saat itu sebagai tempat berkumpulnya para ulama dan wali dari berbagai daerah di Jawa untuk membicarakan ajaran Islam sekaligus membahas metode penyebarannya di Pulau Jawa.

5. Terdapat Makam Sunan Ampel

Sunan Ampel memimpin dakwah di Surabaya dan bersama masyarakat sekitar membangun masjid untuk media dakwahnya yang kini dikenal sebagai Masjid Ampel. Di tempat inilah Sunan Ampel menghabiskan masa hidupnya hingga wafat pada 1481. Makamnya terletak di sebelah kanan depan Masjid Ampel.

6. Pengurus Masjid Sunan Ampel Sekarang

Mengingat banyak didatangi peziarah, Masjid Ampel selalu dijaga dan dirawat kebersihannya. Saat ini, masjid tersebut dikelola nadzir yang baru dibentuk sekitar awal 1970-an.

Pertama kali bertindak sebagai nadzir atau penjaganya Masjid Ampel adalah almarhum KH Muhammad bin Yusuf dan diteruskan oleh KH Nawawi Muhammad hingga 1998. Sepeninggal KH Nawawi Muhammad hingga sekarang, nadzir Masjid Ampel belum resmi dibentuk.

Sementara, imam masjid dan penjaga yang ada sekarang adalah pelanjut nadzir dijabat KH Ubaidilah. Adapun Ketua Takmir Masjid Ampel adalah H. Mohammad Azmi Nawawi. 

 

 

Infografis: Masjid-Masjid Besar di Indonesia
Infografis: Masjid-Masjid Besar di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya