Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (24/6/2024) dibuka merosot. Rupiah turun 8 poin atau 0,05 persen menjadi 16.458 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar 16.450 per dolar AS.
Lalu, apa dampaknya nilai tukar dolar yang semakin menguat dan rupiah makin melemah belakangan ini terhadap pariwisata Indonesia? Menurut Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya, situasi itu membuat tiket pesawat terutama ke luar negeri bisa menjadi semakin mahal.
Baca Juga
Untuk itu ia menyarankan agar berwisata di Indonesia saja terutama di masa liburan sekolah seperti sekarang ini. Namun di sisi lain, tiket pesawat domestik yang saat ini sudah tinggi juga bisa semakin mahal. Itu karena penyediaan bahan bakar maupun spare part dan keperluan lainnya untuk pesawat sangat terpengaruh pada kurs dolar AS.
Advertisement
"Kita akan berusaha mengatasi masalah ini dengan menyediakan berbagai paket wisata di dalam negeri dan berkolaborasi dengan co-branding kita buat bikin bundle wisata di dalam negeri buat menekan mahalnya harga tiket pesawat," terang Nia Niscara dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin.
"Selain pesawat, berwisata dengan kereta juga bisa jadi pilihan. Di masa liburan ini ada banyak paket wisata dengan kereta api. Kita juga akan lebih gencar mempromosikan wisata di dalam negeri agar menekan angka wisatawan yang ke luar negeri,” tambahnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menambahkan, saat dolar naik dan tiket pesawat ikut naik, wisatawan nusantara (wisnus) bisa mencari alternatif liburan atau traveling ke tempat-tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya atau bisa dicapai dengan transportasi darat seperti kereta, bus maupun kendaraan pribadi.
"Itu salah satu solusinya. Kita bisa jalan-jalan ke tempat wisata yang masih satu provinsi atau yang bisa ditempuh dengan angkutan darat. Seperti saya pernah bilang, yang tinggal di Jakarta bisa berwisata ke Jabodetabek naik mobil, atau naik kereta ke beberapa daerah Jawa, yang penting kan tetap bisa healing tanpa harus pusing," tutur Sandiaga.
Keluhan Harga Tiket Pesawat
Pada minggu lalu, harga tiket pesawat masih mahal jelang liburan sekolah meskipun sudah dijanjikan turun pertengahan tahun 2024. Menanggapi itu, Menparekraf) Sandiaga berkata rencana penambahan jumlah pesawat untuk menekan harga transportasi tersebut memang baru dijadwalkan pertengahan tahun.
"Sebagian yang sudah ditambah (penerbangan) itu justru di Indonesia Bagian Timur, seperti yang sudah diumumkan sebelumnya," katanya usai weekly press briefing di kantor Kemenparekraf, Jakarta, Rabu, 19 Juni 2024.
Menparekraf menyebut, angka kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke Bali naik sekitar 10 persen, padahal jumlah penerbangan menurun sekitar 20 persen. "Berarti, load factor-nya meningkat, dan harga tiket yang mahal ini belum menurunkan minat orang berwisata," kata dia.
Pria yang akrab disapa Sandi ini menambahkan, keluhan harga tiket pesawat mahal terus dikaji dan upayakan agar ada tindak lanjut segera. Menyambung itu, Nia Niscaya berharap harga tiket pesawat tidak mengurungkan niat untuk berwisata.
"(Orangtua) bisa memilih destinasi yang lebih dekat. Kalau mau laut, misalnya, kami mempromosikan Kepulauan Seribu, karena orang (liburan) ke Bali kan (menikmati) budaya pasti, tapi juga mantai. Tidak kalah menarik, ada juga Kepulauan Seribu dengan akses lebih mudah dan pilihan cukup banyak," tuturnya.
Advertisement
Destinasi Wisata di Masa Liburan Sekolah
Nia menambahkan, kebun binatang juga masih akan jadi destinasi favorit liburan sekolah, karena pengunjungnya masih keluarga. Mendukung itu, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan online travel agent (OTA), serta kereta api untuk menyiapkan paket libruan dan ragam promosi menarik.
Sejumlah penawaran di periode libur sekolah itu akan diresmikan minggu depan, kata Nia. Sementara itu, bagi pelancong yang punya lebihan alokasi dana selama liburan sekolah, Menparekraf merekomendasikan mengunjungi lima destinasi super prioritas, yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.
Sementara di paparannya, Nia mengatakan, pihaknya memprediksi kenaikan 10--20 persen kunjungan di destinasi wisata di masa liburan sekolah. Untuk itu, diperlukan persiapan yang matang, baik oleh pelaku industri pariwisata maupun pengelola destinasi.
"Hati-hati akan terjadinya penumpukan pengunjung, itu harus dikelola dengan baik," ia memperingkatkan. "Bisnis pariwisata itu bisnis persepsi, ketika orang hadir, itu betul-betul dia merasakan pengalaman, ketika tidak bagus pengalamannya, itu akan jadi malapetaka."
Pentingnya Jalur Evakuasi di Tempat Wisata
Keberhasilan promosi suatu destinasi wisata, menurut Nia, baru terbukti saat orang berkenan datang dan datang lagi. "Jadi, kami mengimbau para pelaku (usaha pariwisata) menjaga keamanan, keselamatan, dan kesehatan. Juga, menjalankan SOP dan CHSE," ungkapnya.
Nia menegaskan, "Pengelola destinasi wisata harus menggunakan visitor management technique, jangan sampai ada kerumunan di satu titik yang tidak terawasi. Tidak hanya soal keselamatan dan keamanan, tapi berjaga-jaga mungkin juga ada pencopet. Kita memang sama-sama menjaga, tapi pengelola harus menjalankan visitor management technique."
Tidak lupa, ia mengatakan pentingnya menyediakan jalur evakuasi dengan memasang plang titik-titik kumpul dengan arahan yang jelas. Jadi di keadaan darurat, pengunjung tahu harus menuju ke mana.
Nia pun mengimbau para orangtua untuk menjaga anak-anak mereka selama berada di destinasi wisata. Ia menyarankan para orangtua untuk mengedukasi anak-anak mereka dalam memberi tahu harus ke mana bila terpisah dari keluarga saat di tempat umum.
Advertisement