Boeing Janji Desain Ulang 737 Max tapi Tidak Bisa Jamin Insiden Panel Pintu Copot Saat Pesawat Terbang Tidak Terulang

Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) mengadakan sidang investigasi dua hari terhadap Boeing yang dimulai pada Selasa, 6 Agustus 2024, mengenai tragedi penerbangan Alaska Airlines.

oleh Asnida Riani diperbarui 10 Agu 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Boeing baru-baru ini mengumumkan akan menerapkan beberapa perubahan dalam desain pesawat mereka. Hal ini dilakukan untuk mencegah insiden lain seperti yang terjadi pada awal Januari 2024, ketika panel pintu copot di udara pada penerbangan Alaska Airlines.

Melansir Euronews, Sabtu (10/8/2024), masalah ini menyebabkan Boeing diselidiki Federal Aviation Administration AS (FAA), yang mengungkap bahwa perusahaan tersebut gagal dalam 33 dari 89 audit yang dilakukan. Pesawat yang dimaksud, 737 MAX 9, juga dilarang terbang selama dua minggu.

Kendati demikian, Independent melaporkan, para eksekutif Boeing mengaku tidak bisa menjamin insiden seperti panel pintu pesawat copot di tengah penerbangan "tidak akan terjadi kembali." Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) mengadakan sidang investigasi dua hari yang dimulai pada Selasa, 6 Agustus 2024, mengenai tragedi penerbangan Alaska Airlines.

Sebagai konteks, dilaporkan bahwa pintu baji yang dapat menutup sendiri dan bisa digunakan pada kabin bertekanan meledak tidak lama setelah pesawat 737 Max berangkat dari Portland, dalam perjalanan ke Ontario, California. Untung, 177 penumpang dan awak kabin mendarat dengan selamat, meski seorang anggota kru bersaksi pada Selasa bahwa ia mengira penumpang telah tersedot keluar dari pesawat.

Selama sidang minggu ini, para eksekutif perusahaan itu mengakui bahwa mereka "tidak dapat menjamin" bahwa hal itu tidak akan terjadi lagi. "Apakah Anda 100 persen yakin tidak akan terjadi kesalahan serupa nantinya?" Ketua NTSB Jennifer Homendy bertanya pada wakil presiden kepatuhan regulasi dan kualitas inti Boeing Hector Silva.

"Tidak," jawabnya. Ia kemudian bertanya pada Silva apakah mungkin ada panel pintu lain yang dipasang tanpa uji tuntas sebelum insiden Alaska Airlines.

Misteri Panel Pintu Boeing

Buntut Jendela Alaska Airlines Terlepas Saat Mengudara, Ratusan Pesawat Boeing 737 MAX 9 Dilarang Terbang
Pesawat Boeing 737 MAX 9 digunakan oleh maskapai Alaska Airlines. (dok. STEPHEN BRASHEAR / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)

"Saya tidak bisa berjanji atau menjamin hal itu," kata Silvia, sebelum menambahkan, "Kami benar-benar berkomitmen memastikan semua perubahan yang perlu kami lakukan benar-benar dilakukan."

NTSB menginterogasi para eksekutif Boeing tentang berbagai peristiwa yang menyebabkan insiden di udara, yang mengakibatkan bencana bagi reputasi, laba, dan pendapatan perusahaan. September tahun lalu, panel pintu 737 Max dilepas untuk menjalani perbaikan di Renton, Washington, menurut kesaksian wakil presiden senior kualitas Boeing Commercial Airplanes Elizabeth Lund.

Panel itu kemudian sementara dipasang kembali di pesawat dengan empat baut yang hilang. Dokumen yang merinci pelepasan itu tidak pernah dibuat, sehingga pekerja lain tidak menyadari bahwa baut perlu dipasang kembali, katanya.

Satu misteri yang belum terpecahkan, yakni kapan dan oleh siapa panel pintu dipasang kembali di pesawat tanpa baut. "Kami tidak tahu dan mereka juga tidak tahu, dan itu masalah," kata Homendy pada wartawan saat jeda sidang.

 

Tuduhan Lain terhadap Boeing

Buntut Jendela Alaska Airlines Terlepas Saat Mengudara, Ratusan Pesawat Boeing 737 MAX 9 Dilarang Terbang
Pesawat Boeing 737 Max 9 yang dimiliki Alaska Airlines. (dok. STEPHEN BRASHEAR / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)

Selain itu, pabrik Boeing 737 diduga bermasalah dengan pekerjaan tidak sah pada penutup pintu "selama bertahun-tahun," sebut Homendy pada CNN. Anggota dewan NTSB J Todd Inman berpendapat Boeing memainkan "permainan pukul-pukulan" setiap lima hingga 10 tahun dengan keselamatan.

Setelah insiden penerbangan 1282, Badan Penerbangan Federal memerintahkan Boeing menghentikan produksi 737 Max hingga yakin bahwa masalah keselamatan dan kualitas telah ditangani. Namun, insiden Alaska Airlines hanya menandai satu dari serangkaian masalah keselamatan, termasuk roda Boeing 757-200 United Airlines jatuh beberapa saat setelah lepas landas dari Los Angeles, bulan lalu.

Puluhan cepu Boeing juga telah mengajukan klaim tentang dugaan kultur kerja yang buruk dan penggunaan komponen rusak secara sengaja pada pesawat. Ron Irvin, mantan penyelidik kualitas di Boeing selama enam tahun, sebelumnya mengatakan pada Independent bahwa produsen pesawat itu "dipenuhi 'orang yang selalu setuju'" dan penuh dengan "ahli hitung."

Boeing juga menghadapi masalah rantai pasokan yang menghambat produksi saat mengakuisisi kembali kontraktor utama Spirit AeroSystems. Bulan lalu, perusahaan tersebut membuat kesepakatan pembelaan dengan Departemen Kehakiman AS, mengaku bersalah atas satu tuduhan konspirasi "menipu Amerika Serikat."

 

Kecelakaan Pesawat Boeing Merenggut Nyawa 346 Orang

Ilustrasi pesawat Boeing 737 Max 8 (AFP/Stephen Brashear)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 Max 8 (AFP/Stephen Brashear)

Tuduhan tersebut terkait perusahaan yang menyesatkan regulator federal agar menyetujui jetliner 737 Max miliknya, model pesawat yang kemudian terlibat dalam dua kecelakaan fatal pada 2018 dan 2019, yang secara keseluruhan merenggut nyawa 346 orang.

Skandal-skandal tersebut juga telah menggerogoti keuntungan Boeing, dengan perusahaan tersebut mencatat kerugian sebesar 1,4 miliar dolar AS pada kuartal kedua tahun 2024. Presiden dan CEO Boeing saat itu, Dave Calhoun, mengatakan dalam laporan laba kuartal kedua perusahaan, "Meski kuartal ini penuh tantangan, kami membuat kemajuan substansial dalam memperkuat sistem manajemen mutu dan memposisikan perusahaan kami untuk masa depan."

"Kami sedang melaksanakan rencana keselamatan dan mutu komprehensif kami dan telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi Spirit AeroSystems. Meski kami memiliki lebih banyak pekerjaan di depan, langkah-langkah yang kami ambil akan membantu menstabilkan operasi kami dan memastikan Boeing jadi perusahaan yang dibutuhkan dunia."

"Kami membuat kemajuan penting dalam pemulihan kami dan akan terus membangun kepercayaan melalui tindakan dan transparansi," klaim mereka. Calhoun digantikan sebagai presiden dan CEO oleh Robert "Kelly" Ortberg pada 8 Agustus 2024.

Infografis 7 Insiden Fatal Pesawat Boeing
Infografis 7 Insiden Fatal Pesawat Boeing. (Liputan6.com/Putri Astrian Surahman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya