Liputan6.com, Jakarta - Decathlon menghadirkan konsep baru mendukung meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan minat berolahraga. Transformasi itu dimulai di cabang Decathlon di Surabaya. Dengan konsep baru tersebut, mereka tidak hanya ingin menjadikan tempat itu sekadar toko, tetapi pusat olahraga.
"Dengan mengambil alih manajemen dari mitra waralaba kami mulai 1 September 2024, Decathlon kini sepenuhnya berkomitmen untuk membangun koneksi yang lebih dalam dengan komunitas olahraga lokal," ujar Sujita Baruah, CEO Decathlon Indonesia, dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, Sabtu, 21 September 2024.
Brand asal Prancis itu menjalin kemitraan dengan lebih dari 10 komunitas olahraga lokal Surabaya dan sekitarnya. Dengan bekerja sama, pihaknya ingin mendukung gerakan positif dari berbagai latar belakang yang memiliki semangat yang sama untuk hidup sehat.
Advertisement
"Konsep toko baru Decathlon sepenuhnya berfokus pada pengalaman. Kami menciptakan ruang di mana Anda dapat sepenuhnya mencoba berbagai peralatan," ujar Emanoil Pupazan, Market Lead Jawa Timur dan Bali
Di samping itu, mereka juga memperluas aksesibilitas dengan mengurangi harga lebih dari 15 persen dari katalog produknya. "Pengurangan harga ini sejalan dengan tujuan kami untuk membuat olahraga lebih dapat diakses oleh masyarakat Indonesia, tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi mereka," jelas Henry Pfisterer, Chief Marketing Officer Decathlon Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Decathlon juga meluncurkan program Dari Indonesia, Untuk Indonesia. Itu adalah program produksi peralatan olahraga lokal yang menargetkan 50 persen dari produk yang dijual di Indonesia pada 2030.
Â
Alasan Memproduksi Lebih Banyak di Indonesia
Menurut Deepenkar Sekhri, Production Leader Decathlon, program itu merupakan bentuk komitmen terhadap pasar Indonesia. Dengan diproduksi secara lokal, ia menyatakan produk lebih dapat diakses, mendukung komunitas, dan mengurangi dampak lingkungan.
"Dengan memproduksi lebih banyak produk kami di Indonesia, kami tidak hanya mengurangi biaya; kami menciptakan produk yang dirancang khusus untuk penggemar olahraga Indonesia. Kami percaya bahwa kualitas dan keterjangkauan dapat berjalan beriringan. Tujuan kami adalah memastikan sebanyak mungkin orang Indonesia memiliki akses ke perlengkapan olahraga berkualitas tinggi, tanpa mengorbankan harga atau fungsi," jelas Sekhri.
Memulai debutnya di pasar Indonesia pada 2017, perusahaan itu memulai operasi di wilayah Jabodetabek dan secara bertahap memperluas jangkauannya ke Surabaya, Jogjakarta, dan daerah lainnya. Total saat ini ada 60 cabang toko di Indonesia.
Sekhri menyebut sejak 2017, lebih dari 800 ribu produk lokal telah dibeli pecinta olahraga di Indonesia. Bermitra dengan lokal manufaktur, lebih dari 25 juta produk buatan Indonesia telah diekspor dan dijual di toko Decathlon di berbagai dunia.
Advertisement
Kenali Kondisi Diri Sebelum Berolahraga
Meski direkomendasikan untuk menjaga kesehatan, ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum berolahraga. Langkah pertama adalah dengan mengenali kondisi diri, terutama sebelum berolahraga dengan intensitas berat.
"Sekarang ini olahraga sudah menjadi tren dan gaya hidup sebagian warga kota besar, terutama olahraga lari, bersepeda, bulu tangkis, dan golf. Tentu bagus-bagus saja melakukan aktivitas olahraga, tetapi harus diingat juga kemampuan dirinya," kata dokter spesialis kedokteran olahraga Andhika Raspati, dilansir dari Antara, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan bahwa banyak orang yang baru memulai olahraga berlatih keras baik atlet. "Itu keliru," kata Dhika di sela peresmian klinik olahraga dan rehabilitasi medik hasil kerja sama Welspro Sport Clinic & Performance dengan Rumah Sakit Ciputra Surabaya.
"Atlet berlatih dua kali sehari, pagi dan sore, terus siangnya istirahat. Mereka yang bukan atlet kan harus bekerja di kantor, tidak istirahat siang, terus malam olahraga, kapan tubuhnya istirahat?" lanjutnya.
Cek Kondisi Kesehatan Lewat Layanan Profesional
Ia pun menekankan bahwa aktivitas olahraga yang terlalu dipaksakan dan tidak sesuai kemampuan fisik justru bisa mengakibatkan cedera, bahkan kematian. Dhika menyatakan seringkali ditemukan anggota komunitas merasa ingin mencapai hasil yang sama dengan anggota lainnya, meskipun menyadari ada perbedaan kemampuan diri maupun kualitas dan jenis alat-alat yang digunakan selama berolahraga.
"Di komunitas sepeda, misalnya, itu mereka suka jalan rombongan, padahal sepedanya berbeda-beda. Ada yang frame-nya enteng, ada yang berat. Padahal kondisi orang juga beda-beda, mungkin ada yang enggak sehat-sehat banget dan mereka dipaksa selalu bareng. Kalau ketinggalan bisa diledek, akhirnya dia enggak mau kalah dan memaksakan diri, makanya kemudian banyak yang collaps," jelasnya.
Cara mengukur kemampuan diri bisa dilakukan dengan layanan pemeriksaan kebugaran sebelum berlatih. Salah satunya di Welspro bersama RS Ciputra Surabaya. Selain itu, di sana juga ada layanan lain baik secara individu maupun kelompok (komunitas atau perusahaan) seperti rehabilitasi cedera, hingga program kebugaran medik.Â
"Kami menyiapkan layanan komprehensif dengan dukungan kolaborasi tim dokter berbagai disiplin ilmu ditunjang peralatan kesehatan serta kedokteran modern. Ada spesialis orthopedi, kedokteran olahraga, fisioterapi, spesialis gizi hingga ke depan disiapkan pelatih profesional," tambah Direktur RS Ciputra Surabaya dr. Siska Sindhuatmadja.
Advertisement