Liputan6.com, Jakarta - Gunung Kareumbi adalah sebuah gunung yang terletak di Bandung Timur. Letaknya juga bersebelahan dengan Gunung Kerenceng.
Mengutip dari laman Bandung Bergerak, Jumat (25/10/2024), lantaran berawalan sama huruf K, ada yang memberi julukan “Gunung K2-nya Bandung”. Namun aslinya, Gunung K2 atau Gunung Karakoram adalah gunung tertinggi kedua di dunia yang terletak di sebelah timur laut Himalaya, tepatnya di perbatasan Pakistan dan Tiongkok, memiliki ketinggian 8.611 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Gunung ini terletak sekitar 31 kilometer ke arah timur dari pusat Kota Bandung. Puncak gunungnya tepat berada di perbatasan tiga desa, yaitu Desa Sindulang - Kecamatan Cimanggung, Desa Cilembu – Kecamatan Pamulihan, dan Desa Sukajaya – Kecamatan Sumedang Selatan. Ketiga kecamatan itu berada di wilayah administratif Kabupaten Sumedang.
Advertisement
Masih banyak hal mengenai Gunung Kareumbi. Berikut enam fakta menarik Gunung Kareumbi yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Bersebelahan dengan Gunung Kerenceng
Dilihat dari bentuk dan posisinya, Gunung Kareumbi dan Gunung Kerenceng berada dalam sebuah dinding cekungan yang sama. Setidaknya ada empat puncakan yang ada di dinding cekungan ini. Dua puncakan lainnya adalah Gunung Pangukusan dan Pasir Leutik.
Cekungan atau cerukan ini berupa lembahan seperti lingkar kawah yang berbentuk lonjong dengan sobekan terbuka ke arah barat laut. Dari penampakan peta digital, kita bisa memperkirakan diameternya.
Diameter pendek sebagai Sumbu Minor mengarah barat daya–timur laut antara puncak Gunung Kareumbi dan Gunung Pangukusan, panjangnya sekitar 1,8 kilometer, sedangkan diameter yang lebih panjang sebagao Sumbu Mayor mengarah tenggara-barat laut antara puncak Gunung Kerenceng dan Pasir Leutik, sekitar 2,7 kilometer.
2. Jalur Pendakian
Walau letak Gunung Kerenceng dan Gunung Kareumbi berdekatan. Namun lokasi yang lebih sering didaki adalah Gunung Kerenceng.
Terdapat beberapa jalur pendakian yang bisa menjadi pilihan untuk mencapai puncak Gunung Kerenceng. Selain jalur Kampung Jambu Aer, Desa Sindulang, ada juga jalur Kampung Situhyang, Desa Tegalmanggung atau jalur Kampung Cibuntu.
Pendaki juga bisa memilih perjalanan yang lebih jauh dengan lebih dahulu melewati puncak Gunung Kareumbi, biasanya dimulai dari Kampung Cilimusjangkung. Jalur yang paling populer adalah Kampung Jambu Aer.
Lokasi basecamp Jambu Aer berada di ketinggian 1.120 mdpl, sedangkan tinggi puncak Gunung Kerenceng adalah 1.742 mdpl. Berarti beda ketinggian (gain elevation) yang harus ditempuh sekitar 622 meter, sementara panjang perjalanan yang harus ditempuh kurang lebih 3.3 kilometer.
3. Biaya Tiket
Di basecamp-nya, pendaki bisa membayar biaya registrasi Rp5 ribu per orang, parkir motor Rp5 ribu rupiah per unit untuk pendakian pulang pergi dalam satu hari dan Rp10 ribu rupiah untuk berkemah. Sementara itu, untuk parkir mobil, tarifnya 10 ribu rupiah untuk tektokan dan 20 ribu rupiah untuk berkemah.
Advertisement
4. Rute ke Puncak
Perjalanan pendakian diawali dengan menyusuri jalan betonan yang menanjak dan cukup panjang, cocok sebagai pemanasan. Setelah itu, jalur akan mengecil menjadi jalan setapak dengan melewati perkebunan sayuran. Ada kebun tomat, kol, jeruk lemon, dan cabe. Di kanan dan kiri jalan setapak itu, mengalir selokan dengan airnya yang jernih. Sesekali ada jembatan kecil dari bambu yang harus diseberangi. Kebun sayuran ini akan menemani kita sampai menjelang tiba di pos 1.
Selepas pos 1, perjalanan akan membawa kita memasuki kawasan hutan dengan vegetasi pohon yang cukup rimbun. Terdapat empat pos pendakian Gunung Kerenceng dengan jarak antarpos bisa ditempuh dalam 30-45 menit, tergantung irama langkah dan frekuensi berhenti.
Setelah melewati pos 4, kita akan menemui tanjakan yang cukup terjal dan panjang, dikenal dengan nama Tanjakan Baeud. Dalam Bahasa Sunda, baeud artinya cemberut. Tanjakan ini memang cukup menguras tenaga, membuat para pendaki cenderung susah diajak ngobrol. Seperti orang yang sedang cemberut!
Selepas Tanjakan Baeud, kita menjumpai tanjakan punggungan menuju puncak. Melewati tanjakan ini, pendaki mesti ekstrakonsentrasi dan hati-hati. Jalan setapaknya sempit, dan di samping kiri dan kanannya terdapat jurang yang curam.
Tak lama berselang, titik puncak pun bisa dicapai. Kondisi kawasan puncak Gunung Kerenceng berupa hamparan terbuka yang tidak terlalu luas. Cukup untuk menampung sekitar 10 orang saja.
5. Masuk Zona Sesar Cicalengka
Pegunungan K2 (Kareumbi-Kerenceng) di Bandung timur berada di jalur lintasan Zona Sesar Cicalengka. Kelurusan Sesar Cicalengka ini mengarah barat daya–timur laut. Analisa tektoniknya, garis kelurusan sesar berawal dari kaki pegunungan sebelah timur laut, kemudian melintasi lereng Gunung Kerenceng dan mengarah ke Desa Sindulang.
Lalu lurus ke Desa Narawita dan mengarah ke Majalaya. Kelurusan (lineaments) adalah cerminan morfologi yang teramati di permukaan bumi sebagai hasil dari aktivitas gaya geologi dari dalam bumi.
6. Pemandangan di Puncak
Jika cuaca cerah, dari puncak kita bisa melihat jajaran gunung lainnya. Di utara, ada Gunung Tampomas dan Gunung Pangukusan, sementara di timur terlihat Gunung Calancang, Gunung Munggang, Gunung Sanggabuana, dan Gunung Ciremai.
Di selatan, terlihat pemandangan Gunung Mandalawangi, Gunung Beuticanar, dan Gunung Cikuray. Sementara di barat tampak juga Gunung Patuha, Gunung Tambakruyung, berikut gunung- gunung yang bedekatan seperti Gunung Geulis, Gunung Manglayang, Gunung Jambu, dan tentu saja Gunung Kareumbi.
Selain dari puncak, gunung-gunung terdekat dapat juga kita lihat dari awal jalur pendakian. Ada Gunung Buleud dan Gunung Cinini serta Gunung Bujung yang menghiasi pandangan. Turun dari gunung, pendaki bisa beristirahat dahulu di basecamp. Ada beberapa suvenir menarik yang dijual seperti stiker dan gantungan kunci.
Advertisement