UNFCCC Membahas Kerangka Kerja Baru

Pertemuan tingkat tinggi dalam UNFCCC resmi dibuka. Pertemuan yang diikuti 189 delegasi ini akan merumuskan kerangka kerja baru yang akan digunakan setelah masa berlaku Protokol Kyotol habis pada 2012.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Des 2007, 12:57 WIB
Diterbitkan 12 Des 2007, 12:57 WIB
071212bktt.jpg

Liputan6.com, Nusa Dua: Pertemuan tingkat tinggi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di Nusa Dua, Bali, Rabu (12/12), resmi dibuka. Pertemuan diawali pidato Presiden ke-13 UNFCCC yang juga Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar. Diteruskan oleh pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekretaris Jenderala PBB Ban Ki Moon.

Presiden Yudhoyono dalam pidatonya meminta, menekankan, dan menegaskan agar Amerika Serikat bisa ambil bagian dan ikut serta merumuskan kesepakatan yang akan dihasilkan di Bali.

Pertemuan yang diikuti 189 delegasi dari negara-negara peserta UNFCCC hanya merumuskan kerangka kerja baru yang akan digunakan setelah masa berlaku Protokol Kyoto habis pada 2012. Nantinya kerangka kerja baru itu akan dimatangkan pada pertemuan selanjutnya di Polandia pada 2009.

Kehadiran Presiden Yudhoyono, Sekjen PBB Ban Ki Moon, dan sejumlah kepala negara membuat tingkat pengaman diperketat. Sejumlah personel pasukan pengaman presiden serta anjing pelacak disiagakan di lokasi pertemuan.

Di luar tempat pertemuan, Kurt, warga Norwegia berunjuk rasa. Berbusana cowboy dan membawa tali laso, dia mengecam Presiden George Walter Bush yang tak hadir dalam pertemuan ini. Kurt menilai, Bush orang yang paling jawab dan ikut serta dalam menangani perubahan iklim.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya