Liputan6.com, Bandung - Mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) asal Malaysia, JS, diduga merekayasa kejadian penculikan dan pemerkosaan yang menimpa dirinya.
Hal tersebut diutarakan Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan saat ditemui di Bandung, Senin (9/6/2014). "Ya, korban diduga merekayasa (laporan dan keterangan kepada penyidik kepolisian)," katanya.
Tidak hanya berdasarkan hasil visum yang menyebutkan tidak ada tanda-tanda pemerkosaan, kejanggalan juga ditemukan setelah olah tempat kejadian perkara, rekonstruksi kejadian, dan pemeriksaan saksi.
"Jam 8 (malam) diculik. Padahal jam 8 kita lakukan olah TKP disitu, tempatnya ramai tak mungkin ada penculikan. Kita tanya saksi ada satpam dan rekan korban, tidak ada yang melihat (penculikan)," ucapnya.
Petugas juga menemukan jejak komunikasi antara korban dan mantan pacarnya melalui telepon seluler di Medan, sekitar pukul 23.00 WIB atau ketika diculik.
"Jam 11 (malam) menelepon bekas pacarnya di Medan dan mesra-mesraan. Apa mungkin sedang diculik menelepon? Mesra lagi," tambahnya.
Berdasarkan hasil visum Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, Jawa Barat, tidak ditemukan tanda kekerasan atau bekas pemerkosaan pada bagian alat vital korban. Selain itu tidak ditemukan jejak sperma.
Seperti dilaporkan 17 Mei 2014, JS ditemukan tidak sadarkan diri di kawasan Cikole Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Mahasiswa jurusan kedokteran itu diduga menjadi korban penculikan dan pemerkosaan oleh pelaku lebih dari dua orang.
Penculikan terjadi pada Jumat malam, 16 Mei 2014. Saat itu JS sempat mengambil uang di ATM kawasan Jatinangor. Namun tiba-tiba dia didatangi pelaku yang membius dan memasukkannya ke dalam mobil sebelum akhirnya ditemukan warga di kawasan Lembang.
Untuk penyidikan lebih lanjut, polisi akan memanggil kembali JS, yang saat ini sudah berada di negaranya, Malaysia. (Yus)