Indonesia Dorong 4 Hal Penanganan Kekerasan Anak dan Perempuan

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, 4 hal tersebut sangat penting guna mensinergikan dan mengefektifkan upaya nyata.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 13 Jun 2014, 03:29 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2014, 03:29 WIB
4-upacara-hari-pahlawan-131110c.jpg
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa ikut serta dalam upacara. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa pada pertemuan Global Summit to End Sexual Violence in Conflict di London, Inggris pada 12-13 Juni 2014, menegaskan pentingnya masyarakat internasional mengambil langkah nyata mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak dalam konflik bersenjata.

"Indonesia mendorong adanya sebuah pendekatan bersama dalam menangani isu tersebut, melalui empat langkah konkrit: pencegahan, deteksi dini, perlindungan, serta tindakan hukum dan pemberian keadilan bagi para korban," ujar Marty dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/6/2014).

Keempat langkah tersebut, menurut Marty, sangat penting guna mensinergikan dan mengefektifkan upaya nyata, bersama negara-negara dalam mengakhiri kekerasan seksual dalam konflik bersenjata.

Marty juga menggarisbawahi arti penting peran misi penjaga perdamaian, dalam upaya menangani kekerasan seksual dalam konflik bersenjata.

“Sebagai yang terdepan dalam menjaga perdamaian di daerah konflik, pasukan penjaga perdamaian harus memiliki kapasitas untuk mencegah dan menangani kekerasan seksual dalam konflik bersenjata," ujar Marty.

Indonesia, kata Marty, sebagai salah satu negara kontributor pasukan penjaga perdamaian PBB, telah mengintegrasikan nilai-nilai dan pengetahuan HAM. Serta hukum humaniter kepada pasukan
penjaga perdamaian Indonesia.

"Indonesia adalah salah satu dari 14 negara champions dari Preventing Sexual Violence Initiative (PSVI), sebuah inisiatif global untuk mencegah dan mengakhiri kekerasan seksual dalam konflik bersenjata," ujar Marty.

Global Summit dihadiri kurang lebih 2000 peserta dari 114 negara, yang terdiri dari dua kepala negara, 70 menteri, ratusan pakar dan sejumlah peserta lainnya.

Global Summit merupakan tindak lanjut dari deklarasi Global Commitment to End Sexual Violence in Conflict, yang ditetapkan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-68 di New York, AS pada 24 September 2013.

Deklarasi diluncurkan sebagai komiten negara-negara yang berfokus pada upaya pencegahan, dokumentasi dan investigasi, serta pemberian keadilan kepada korban tindak kekerasan seksual dalam konflik bersenjata.

Sebelum pertemuan Global Summit di London ini, Indonesia telah memprakarsai pernyataan bersama dengan Filipina dan Timor Leste, mengenai kontribusi kawasan Asia Tenggara dalam upaya global pencegahan kekerasan seksual dalam konflik bersenjata.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya