Liputan6.com, Jakarta - Ungkapan, "Mumpung belum nikah," seharusnya tidak lagi terasa relevan saat Hari Perempuan Sedunia dirayakan hari ini, Sabtu (8/3/2025), karena perempuan berhak memperpanjang usia mimpi-mimpinya dan mencari ribuan jurus untuk mewujudkan asa demi asa yang mungkin sudah berdekade didamba. Tidak mudah memang, tapi siapa bilang mustahil?
Founder and Director Yayasan Mestara Perempuan Berdaya, Galuh Rohmah, percaya bahwa menikah seharusnya tidak menghentikan mimpi para perempuan. "Yang berat adalah bila pernikahan itu bukan pilihan kita," katanya pada Lifestyle Liputan6.com usai jumpa pers "Power Talks" yang diinisiasinya bersama Kerastase di Jakarta, Rabu, 5 Maret 2025.
Baca Juga
Igha, sapaan akrabnya, menyambung, "Yang berat adalah bila perempuan merasa itu (menikah) adalah satu-satunya pilihan yang ada, yang bahkan bisa muncul bukan dari pilihan mereka," dengan tegas tidak mendukung pernikahan dini. Menurut perempuan asal Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur itu, penting untuk perempuan merasa berdaya, termasuk setelah menikah.
Advertisement
Caranya, kata dia, pertama, terus belajar. "Mau orang sudah menikah, belum menikah, kita berevolusi, challenge-nya berbeda, dan kita harus terus berusaha tahu value apa yang bisa kita berikan ke dunia ini. Apa kontribusi yang mau kita berikan," bebernya.
Kedua, Igha menambahkan, ia mendorong para perempuan keluar dari cangkang. "Masalahnya, kadang kita mau melakukan ini, ini, ini, tapi tidak gerak. Kita terus di kamar saja, tidak mau tanya siapa-siapa, tidak mau gabung dengan komunitas-komunitas, tidak mau memperluas circle kita untuk mengatahui ada kesempatan apa saja di luar sana."
Dukungan dari Support System
Ketiga, saran lulusan Technische Universität Berlin, Jerman, ini lebih pragmatis. "Untuk tahu sebenarnya, 'Aduh aku bisa apa ya di dunia ini?' Itu bisa dimulai dari tahu what is possible. Apa yang bisa kita berikan, skill apa yang bisa kita kontribusikan, dan di luar sana, demand-nya apa," ungkapnya.
Ia menyambung, "Jadi, saran aku terus upskill diri sendiri. Aku tahu kalau sudah menikah, sudah berumah tangga, itu agak sulit, dan motivasinya harus di-push lagi. Jadi, tidak cuma gunakan waktu sebaik mungkin, tapi juga kelilingi dirimu dengan orang-orang yang akan mendukungmu."
"Pastikan diri kita berada di komunitas yang bisa membuat kita merasa, 'Oh, mereka bisa melakukannya, saya juga bisa.'" Salah satu dukungan terdekat tentunya datang dari suami. Igha berkata, untuk mengomunikasikan pada suami bahwa mimpi kita layak diperjuangkan, itu bisa dilakukan dengan secara adil membagi kewajiban di rumah.
"Kita komunikasikan mana (kewajiban di rumah) yang sebenarnya harus kita delegasikan ke suami, dan sebaliknya. Jadi bukan berarti, 'Oh kalau perempuan kerja, semuanya (kewajiban di rumah) harus suami yang mengerjakan.' Kan sebenarnya tidak begitu, it's not black and white, dan harus cari jalan tengah bersama-sama."
"Meski paling penting memang dari suami," ia menggarisbawahi. "Support system sebaiknya juga datang dari keluarga kita, keluarga suami, dan teman-teman terdekat."
Advertisement
Power Talks untuk Perempuan Muda Indonesia
Merapatkan barisan demi memperkuat support system tersebut, yayasan Igha digandeng merek perawatan rambut kenamaan, Kerastase, dalam peluncuran "Power Talks." Ini merupakan program mentoring dari perempuan untuk perempuan yang berfokus pada meningkatkan rasa percaya diri perempuan muda Indonesia demi mencapai potensi optimal mereka.
Brand General Manager Kerastase, Ivonne Vanial, berkata, "Kerastase percaya bahwa setiap perempuan memiliki kekuatan untuk berkembang dan terus mencari cara mengoptimalkan potensinya, salah satunya dengan menjembatani kesenjangan kepercayaan diri pada perempuan muda melalui program mentoring 'Power Talks.'"
"Satu percakapan bermakna dapat berdampak mendalam dan bertahan lama. Karena itu, program mentoring hadir untuk menginspirasi, memotivasi, hingga jadi wadah diskusi bagi para perempuan muda. Kami harap, inisiatif ini dapat jadi langkah awal untuk membantu lebih banyak perempuan muda Indonesia membangun kepercayaan diri mereka."
Head of Marketing Kerastase, Nestya Sedayu, menyambung, "Berdasarkan survei yang dilakukan Kerastase di salah satu sesi flash mentoring, 83 persen peserta sudah memiliki motivasi untuk maju. Namun, hanya 30 persen yang memiliki kepercayaan diri untuk meraih mimpinya."
"Mentoring terbukti jadi salah satu sarana yang efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri perempuan. Setelah menjalani flash mentoring 'Power Talks,' terdapat peningkatan motivasi hingga 96 persen, dan hampir 92 persen peserta merasa percaya diri untuk mengambil langkah dalam mengejar impiannya," imbuhnya.
Bagaimana Cara Mendaftarnya?
Igha berkata bahwa program mentoring "Power Talks" yang bakal berlangsung selama empat minggu akan membuka dua batch tahun ini. Informasi kapan dan bagaimana mendaftarnya bisa dipantau di akun Instagram Mestara, sebut dia.
"Link pendaftaran akan disampaikan sebulan sebelumnya," ujarnya, menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan seleksi menyeluruh, baik untuk mentor maupun mentee. "Mentee kami seleksi dengan melihat isunya apa, kemudian apakah ada mentor yang match dengan problem tersebut."
"Kemudian," ia menyambung. "Kami juga butuh komitmen dari mentee, karena programnya akan berlangsung selama empat minggu."
Penyeleksian peserta, kata Igha, dilakukan bukan karena mereka tidak ingin membantu semua perempuan. "Kami ingin program mentoring ini tepat guna, karena kalau ada satu isu yang ternyata tidak dikuasai satu orang mentor pun, kami tidak ingin memaksakan. Itu tidak adil untuk kedua pihak," katanya.
Dalam upaya evaluasi, Nestya berkata bahwa peserta akan mengisi survei sebelum, segera setelah menyelesaikan program, dan enam bulan setelahnya. "Kami memang mau melacak kemajuan program mentoring yang sudah dilakukan," tandasnya.
Advertisement
