Liputan6.com, Pekanbaru - Penyidik Polda Riau mulai menyelidiki pemalsuan ijazah yang diduga dilakukan anak Gubernur Riau Annas Maamun, Erianda, sewaktu mengajukan diri menjadi Wakil Bupati Rokan Hilir. Sejumlah data, keterangan dan barang bukti terjadinya tindak pidana masih dikumpulkan.
"Perintah penyelidikan langsung dikeluarkan oleh Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono, setelah menerima surat pengaduan masyarakat dari Faisal Reza," kata Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo di kantornya, Senin (21/7/2014).
Pemeriksaan dan pemanggilan saksi akan dilakukan penyidik. Pemanggilan masih disiapkan sementara terlapor, Erianda, pemanggilannya belum dijadwalkan oleh penyidik.
"Yang bersangkutan (terlapor) belum dipanggil. Penyidik masih mengumpulkan data terlebih dahulu," ucap Guntur.
Menurut Guntur, penyidikan kasus ini menggunakan Pasal 263 dan 266 KUHP. Salah satu pasal mengatur penggunaan dokumen palsu untuk melakukan sesuatu.
"Penyidik juga akan mencari siapa tahu yang membuat dokumen. Sekolah atau universitas tempat ijazah yang bersangkutan akan ditanyai," ucap Guntur.
Dijelaskan Guntur, kasus ini dilaporkan langsung oleh Faisal ke Kapolda Riau setelah Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) tidak menerima laporan pada Rabu 16 Juli 2014.
Faisal menyampaikan sejumlah berkas kepada Kapolda Riau. Salah satunya surat dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Administrasi Indonesia Jakarta ke Inspektorat Rokan Hilir. Isi suratnya menyatakan, ijazah anak dari Gubernur Riau Annas Maamun itu palsu.
Dalam surat yang dibawanya, STIE YAI menyatakan, tanggal kelulusan Erianda di perguruan tinggi tersebut tidak ada pada sistem database. Kemudian nama Erianda tidak tercantum dalam serah terima ijazah.
"Lalu, dinyatakan juga nomor seri ijazah Erianda merupakan milik orang lain. Dibalik ijazah tidak terdapat tanggal SK dan PT. Nomor pokok mahasiswa tidak sampai 15 digit. Terakhir, jumlah SKS tidak terpenuhi, dimana dari 156 SKS cuma 150 yang baru terpenuhi," kata Faisal ke wartawaan saat melapor.
Melaporkan dugaan ijazah palsu ini, Faisal tidak punya maksud politis. Ia hanya tidak bisa melihat pemimpin di daerahnya melakukan penipuan. "Yang digunaka ijazah STIE YAI, tapi pihak STIE sendiri sudah menyatakan tidak identik," ujarnya.
"Kasihan masyarakat pak. Dia (Erianda.red) nerima gaji dan tunjangan jabatan dari ijazah ini. Ini yang tidak bisa saya terima sebagai masyarakat," pungkas Faisal.
Ijazah Palsu Wakil Bupati Rokan Hilir Diselidiki
Sejumlah data, keterangan dan barang bukti terjadinya tindak pidana masih dikumpulkan.
diperbarui 22 Jul 2014, 07:37 WIBDiterbitkan 22 Jul 2014, 07:37 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Terlalu Sensitif, 7 Zodiak ini Dikenal Paling Gampang Cemburu dan Patah Hati
Kotoran Manusia Beterbangan Setinggi 10 Meter di China, Picu Sejumlah Mobil Rusak dan Bau
MenKopUKM: Cerita Nusantara 2024 Buka Akses UMKM ke Rantai Pasok Global
VIDEO: Klaim Sultan dan Coba Rebut Tahta Keraton, 2 Warga Diusir Paksa dari Keraton Kasepuhan
Potret 6 Artis Dampingi Suami Dilantik Jadi Anggota DPR RI Periode 2024 – 2029
Terlalu Tulus, 7 Zodiak Berhati Bak Malaikat Ini Kebaikannya Sering Disalahartikan
Jeep Recall Hampir 200 Ribu Kendaraan, Imbas dari Insiden 13 Kali Kebakaran
Golkar Akui Nama Meutya Hafid Diajukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran
Minum Air Putih Lebih Banyak, Kenali 4 Efek Dehidrasi pada Tubuh
Melihat Pembuatan Batik di Hari Batik Nasional
Labuan Bajo, Surga Tersembunyi Indonesia yang Bikin Takjub Para Pemimpin ASEAN
Jadi Calon Kuat Ketua MPR, Muzani: Hubungan Saya dengan Parpol di Senayan Bagus Sekali