Liputan6.com, Jakarta - Mantan tenaga ahli Muhammad Nazarudin di DPR, Nuril Anwar menyebutkan bahwa atasannya pernah merasa sangat gelisah ketika sikapnya yang sering menjual nama elite Partai Demokrat untuk mendapatkan proyek yang didanai oleh APBN. Kegelisahan Nazaruddin kembali bertambah ketika mantan Bendahara Partai Demokrat tersebut mendengar kabar Presiden SBY dan anaknya, Edhie Baskoro Yudhoyono sudah mengetahui namanya kerap dijual.
"Misalkan pertama soal jual nama pak SBY, jual nama Ibas, jual nama mas Anas sendiri yang mebuat dia gelisah. Karena laporan sudah tembus ke pak SBY, Mas Ibas," ujar Nuril Anwar saat bersaksi di sidang lanjutan perkara dugaan penerimaan gratifikasi terkait proyek Hambalang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (18/8/2014).
Tak hanya itu, kata Nuril, Nazaruddin pernah mengaku kecewa ketika Anas terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres di Bandung 2010. Ini lantaran Nazaruddin tidak bisa mengatur Anas untuk mendapatkan proyek-proyek yang diincarnya.
"Dia sampaikan sangat menyesal ketika mas Anas menang karena tidak bisa diatur-atur misalnya dalam urusan proyek, Mas Anas lebih asik konsolidasi ke daerah-daerah, itu yang buat dia menyesal," kata Nuril.
Dalam kasus ini, Anas Urbaningrum disebut jaksa telah menerima 1 mobil Toyota Harrier bernomor polisi B 15 AUD senilai Rp 670 juta, 1 unit Toyota Velfire B 69 AUD senilai Rp 735 juta. Anas juga didakwa menerima kegiatan survei pemenangan dalam bursa Ketua Umum Partai Demokrat dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) senilai Rp 478.632.230, uang Rp 116.525.000.650, dan US$ 5.261.070.
Anas juga disebut dalam dakwaan telah mengeluarkan dana sebesar Rp 116,525 miliar dan US$ 5,261 juta untuk pencalonan sebagai ketua umum pada Kongres Partai Demokrat tahun 2010 di Bandung, Jawa Barat. Sebesar US$ 30,9 ribu untuk biaya posko tim relawan pemenangan Anas di Apartemen Senayan City Residence, dan sebesar US$ 5,17 ribu di posko II di Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place.
Selain itu, uang-uang yang dikeluarkan tersebut juga digunakan untuk biaya pertemuan dengan 513 DPC dan DPD pada Januari 2010, pertemuan dengan 430 DPC pada Februari 2010, dan biaya mengumpulkan 446 DPC pada Maret 2010. (Mut)
Saksi: Nazaruddin Gelisah, Ketahuan Jual Nama Anas, Ibas, dan SBY
Kata saksi, Nazaruddin juga mengaku kecewa ketika Anas terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
diperbarui 18 Agu 2014, 13:31 WIBDiterbitkan 18 Agu 2014, 13:31 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 InternasionalAhli Kimia: Israel Gunakan Bom Terlarang di Lebanon
10
Berita Terbaru
Kisah Kiai sudah Sepuh Tetap jadi Imam, Ini Sentilan Kocak Gus Baha
MA Sebut Tak Ada Mogok Kerja dan Cuti Bersama Hakim
Sandiaga Uno Cat Ulang Rumah Dinasnya, Pertanda Bakal Lanjut Jadi Menparekraf?
Falcon Pictures Umumkan Sekuel Miracle In Cell No. 7 Versi Indonesia, Tayang 25 Desember
Apakah Badai Matahari Berbahaya bagi Manusia? Ini Jawabannya
Hasil Piala Kapolri 2024: Putra Kalsel Lolos ke Semifinal Usai Bungkam Sulsel
OTT KPK di Kalsel, 4 Pejabat Dibawa ke Gedung Merah Putih
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 8 Oktober 2024
Hasil Piala Kapolri 2024: Bungkam Sulteng, Putri Jatim Juara Pul Y
Resep Mudah Membuat Minuman dengan Batang Serai, Baik untuk Kesehatan Tubuh
Riezky Aprilia Siap Wujudkan Sekolah Bebas Pungli di Sumsel Bersama Eddy Santana
Banyak Amalan Guru Sekumpul di Internet, Bolehkah Diamalkan? Ini Kata Murid Habib Umar bin Hafidz