Kabut Asap Tak Kunjung Reda, BPBD Sumsel Salat Minta Hujan

BPBD Sumsel menggelar salat istisqa yang merupakan salat untuk meminta hujan.

oleh Nefri Inge diperbarui 30 Sep 2014, 06:30 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2014, 06:30 WIB
Kabut Asap Tak Kunjung Reda, BPBD Sumsel Salat Minta Hujan
BPBD Sumsel menggelar salat istisqa yang merupakan salat untuk meminta hujan (Liputan6.com/Ajeng Resti)

Liputan6.com, Palembang - Sejak kabut asap menyelimuti Sumatera Selatan (Sumsel) akibat dari pembakaran liar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya melakukan water boombing untuk menghentikan pembakaran di titik api (hotspot) dan penyemaian garam untuk membuat hujan buatan. Namun sayang, upaya BPBD Sumsel yang telah menelan dana yang besar tak cukup mampu menghalau tebalnya kabut asap.

Akhirnya, BPBD Sumsel menggelar salat istisqa yang merupakan salat untuk meminta hujan. Salat istiqa ini dilakukan di halaman kantor BPBD Sumsel dan diikuti puluhan staff dan karyawan BPBD Sumsel.

Kendati belum bisa maksimal menghentikan kabut asap di Sumsel, BPBD Sumsel yakin bahwa titik hotspot yang ada di Sumsel telah berkurang jika dibandingkan sebelumnya yang mencapai 224 titik api (hotspot).

"Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel masih menyumbang kabut asap paling banyak. Kita juga sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak yaitu TNI, Kepolisian, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian dan seluruh instansi terkait. Water bombing, maupun Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) telah dilakukan untuk mengurangi hotspot," kata Kepala BPBD Sumsel, Yulizar Dinoto, kepada Liputan6.com, seusai shalat Istiqa di Palembang, Senin 29 September 2014.

"Dari pantauan beberapa satelit, salah satunya satelit Aqua,  hotspot yang terpantau sampai dengan dengan saat ini di Sumsel mencapai 98 titik. Seperti 39 titik berada di lahan gambut di Kabupaten OKI, dan sisanya berada di lahan perkebunan masyarakat," imbuh dia.

Dia menjelaskan, pelaksanaan TMC yang sempat dilaksanakan selama 6 hari dengan menggunakan pesawat Hercules belum berjalan maksimal karena awan columbus yang diperlukan belum terbentuk. Hujan buatan yang dilakukan selama 6 hari belum maksimal karena belum terbentuknya awan columbus. Pihak BPBD Sumsel juga harus mengendalikan kualitas udara yang semakin memburuk hingga melebihi angka 200.

"ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) sendiri saat ini turun mencapai 147 sehingga kualitas udara Sumsel semakin membaik dibandingkan beberapa hari lalu. Jarak pandang di Palembang semakin membaik dari sebelumnya dan semakin memungkinkan bagi pesawat untuk melakukan pendaratan di bandara," imbuh Yulizar. Untuk itulah, salah istiqa dilakukan.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel Indra Purna mengatakan bahwa kabut asap di Sumsel bisa reda jika diguyur oleh hujan yang lebat dan berkelanjutan.
 
"BPBD Sumsel sudah melakukan berbagai upaya untuk menghalau kabut asap, namun sepertinya memang kabut asap ini bisa diredakan oleh hujan yang lebat dan itu bisa terjadi sekitar pertengahan Oktober, saat memasuki musim hujan," ucapnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya