446 Polisi Siaga Jelang Penutupan Lokalisasi Payo Sigadung Jambi

Lokalisasi Payo Sigadung Jambi itu rencananya ditutup pada Senin 13 Oktober 2014 besok.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Okt 2014, 07:11 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2014, 07:11 WIB
PSK
Para pekerja seks komersial (PSK) protes atas penutupan lokalisasi Payo Sigadung Jambi.

Liputan6.com, Jambi - Polresta Jambi menyiagakan 446 personel kepolisian di lokalisasi Payo Sigadung untuk mengantisipasi pengamanan sebelum dilakukan penutupan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi pada Senin 13 Oktober 2014.

Kapolresta Jambi Kombes Pol Kristono mengatakan, untuk mendukung rencana Pemkot Jambi menutup lokalisasi Payo Sigadung dan untuk mengantisipasi konflik maka polisi ditempatkan di sana.

Penempatan polisi itu karena banyak pihak yang berkepentingan dengan keberadaan lokalisasi tersebut.

Kristono mengatakan, pihaknya siap mendukung rencana Pemkot Jambi menutup lokalisasi dan pihaknya akan mengerahkan 446 personel untuk pengamanan deklarasi penutupan lokalisasi itu.

"Personel tersebut kita tempatkan mulai dari saat deklarasi hingga pascadeklarasi," kata Kristono di Jambi, Sabtu 11 Oktober 2014.

Polresta Jambi sampai kini terus memantau  situasi lokalisasi sebelum dilakukannya penutupan. "Kita siap mendukung kebijakan pemerintah menutup lokalisasi," kata Kristono.

Pemkot Jambi akan melakukan deklarasi penutupan lokalisasi pada Senin 13 Oktober 2014. Sosialisasi telah dilakukan terkait penutupan lokalisasi itu.

Rencana penutupan lokalisasi itu terus menuai penolakan, terutama dari warga penghuni lokalisasi. Mereka bahkan beberapa kali menggelar aksi demo menolak penutupan lokalisasi.

Ancaman dari para penghuni lokalisasi yang sebagian besar Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah mereka akan melakukan aksi bugil atau tanpa busana jika lokalisasi itu harus ditutup.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya