Terjaring Operasi, Oknum TNI Keroyok Anggota Polri

Insiden ini tengah diselidiki pihak kepolisian maupun TNI dan sudah dikoordinasikan dengan Pangdam dan Danrem di kabupaten setempat.

oleh Edward Panggabean diperbarui 17 Okt 2014, 10:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2014, 10:00 WIB
Bentrok-TNI-Polri-Batam
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi baku hantam antara oknum TNI dan Polri kembali terulang. Kali ini terjadi di Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur. Bentrok antara 2 aparat negara itu terjadi pada Selasa 14 Oktober 2014, pukul 22.00 WITA.

Akibat kejadian itu, 2 personel Polri yakni Brigadir Bari dan Brigadir Deni dari satuan Polantas Polres kabupaten setempat babak belur.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie menjelaskan, kejadian itu berawal saat anggota Polres Kukar sedang menggelar operasi kendaraan di kilometer 38 Jalan Poros Samarinda, Balikpapan. Saat itu melintas mobil tangki minyak, lantas anggota polisi yang sedang bertugas menghentikan kendaraan itu sembari mendokumentasikannya.

"Pengendara yang ada di mobil tangki itu tampaknya tidak senang diperiksa. Apalagi anggota polres yang melakukan razia mengambil gambar mobil itu," kata Ronny, di Jakarta, Jumat (17/10/2014).

Saat kejadian, 2 anggota satlantas meminta keterangan kepada 2 penumpang mobil tangki  yang mengaku sebagai anggota TNI. Karena tidak proaktif, terjadi perdebatan, namun 2 polisi itu tak mengiraukan. Kemudian truk tangki berwarna biru putih itu dilepas dan anggota Polantas kembali melanjutkan operasi yang berakhir sekitar pukul 22.30 WITA.

Selang beberapa menit setelah kejadian itu, sekelompok oknum TNI menjumpai 2 polisi itu dan aksi penganiayaan pun terjadi. Brigadir Bari dan Brigadir Deni pun babak belur di wajahnya. Kini 2 polisi itu menjalani perawatan di Rumah Sakit Batara Agung Samboja, Samarinda.

"Kurang lebih 20 pengendara sepeda motor mendatangi 2 anggota (polisi) itu. Mereka babak belur. Saat ditolong mereka dalam keadaan kritis," ucap Ronny.

Insiden ini tengah diselidiki pihak kepolisian maupun TNI dan sudah dikoordinasikan dengan Pangdam dan Danrem di kabupaten setempat.

Terpisah, Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya membenarkan peristiwa pengeroyokan itu. Namun, pihaknya masih mengecek ulang dan menunggu laporan dari Kodam Mulawarman yang menangani kasus itu.

"Sudah saya minta datanya, belum dikirim dari Kodam, nanti saya segera informasikan," ucap Fuad saat dikonfirmasi wartawan.

Informasi dari berbagai sumber, diduga oknum TNI pengeroyok tersebut berasal dari pasukan Detasemen Kavaleri-1/Macan Tutul Cakti Kodam VI/Mulawarman. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya