Ketua DPR Minta Seluruh Polisi Tanah Air Berantas Mafia Beras

Polisi yang tersebar di seluruh Tanah Air diharapkan menyelidiki para mafia yang mempermainkan stok beras di tingkat pasar.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 28 Feb 2015, 05:02 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2015, 05:02 WIB
Setya Novanto
Setya Novanto. (Dok : Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Setya Nobanto meminta pihak kepolisian untuk turun tangan memberantas mafia beras yang mengakibatkan kelangkaan dan melambungnya harga kebutuhan pangan itu.

Setya mengaku telah berbicara dengan Wakapolri sekaligus calon tunggal Kapolri Komjen Pol Badrodin Haiti untuk ikut terjun langsung memantau adanya tengkulak-tengkulak yang melakukan penyimpanan komoditas beras.

"Dengan adanya keterlibatan polisi, kami harap segera selesai," katanya Setya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (27/2/2015).
 
Politisi Partai Golkar itu menuturkan, polisi yang tersebar di seluruh Tanah Air diharapkan menyelidiki para tengkulak yang mempermainkan stok beras di tingkat pasar.

"Ini komoditas penting jadi harus benar-benar dipantau," ujar Setya.

Menurut dia, distribusi beras merupakan hal yang menyangkut kehidupan masyarkat. "Jadi, jangan sampai ini membuat orang miskin semakin miskin atau orang dengan tingkat ekonomi menengah menjadi miskin." tandas Setya Novanto.

Berkurangnya pasokan yang menyebabkan melambungnya harga beras saat ini terus dipantau oleh Menteri Desa, Pembangunan Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Marwan Jafar. Ia khawatir hal ini berdampak kerawanan pangan di desa-desa yang memang memiliki risiko rawan pangan, dan akan menghambat upaya menjadikan desa lumbung pangan nasional.

Ia mengaku tengah berusaha agar tak ada lagi desa yang bermasalah dengan pemenuhan kebutuhan pangan pokok. Semua desa harus tercukupi kebutuhan pangan pokoknya secara mandiri.
 
"Saya sebagai menteri yang mengurusi desa tentu tidak akan tinggal diam masih ada desa yang rawan pangan. Seharusnya hal ini tidak terjadi di negara kita ini yang kaya sumberdaya pangan," ujar Marwan Jafar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya