SMAN 6: Kami Dijanjikan Ruang Rapat Tapi Rp 2,5 M Terlalu Mahal

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana SMA Negeri 6 Jakarta Moy Lientje mengatakan pihaknya sempat didatangi staf Suku Dinas Pendidikan Jakarta.

oleh Audrey Santoso diperbarui 02 Mar 2015, 17:08 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2015, 17:08 WIB
Sudin Pendidikan Jaksel Janjikan Ruang Rapat Guru untuk SMAN 6
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana SMA Negeri 6 Jakarta Moy Lientje mengatakan pihaknya sempat didatangi staf Suku Dinas Pendidikan Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data soft copy Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 DKI Jakarta versi DPRD yang diterima Liputan6.com, salah satu sekolah yang akan menerima dana pembangunan ruang rapat guru adalah SMA Negeri 6 di kawasan Blok M Jakarta Selatan.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana SMA Negeri 6 Jakarta Moy Lientje mengatakan pihaknya sempat didatangi staf Suku Dinas Pendidikan Jakarta untuk mengukur luas ruangan salah satu ruang kosong di sekolah.

"Sekitar 10 hari lalu ada orang Sudin (Suku Dinas) datang ke sini, menanyakan apakah ada ruangan kosong di SMA 6. Kemudian saya tunjukkan satu ruangan, bekas kelas yang sudah tidak kami gunakan. Katanya mau dibikin ruang rapat guru. Mereka juga mengukur ruang Kepala Sekolah untuk direnovasi," jelas Moy kepada Liputan6.com di Gedung SMA Negeri 6 Jakarta Selatan, Senin (2/3/2015). Ruang bekas kelas itu berukuran 7 x 10 meter. 

Moy menuturkan pihak sekolah selama ini memang tak memiliki ruang rapat. Namun, biasanya ruang guru disulap menjadi ruang rapat. "Kami tidak masalah rapat di ruang guru. Tempatnya luas dan mampu menampung seluruh guru. Tapi kalau mau dibuatkan ruang guru ya kami terima saja," ujar Moy.

Namun Moy merasa nominal Rp 2,5 miliar untuk membangun ruang rapat guru terlalu besar. Ia mengatakan banyak fasilitas infrastruktur SMA 6 yang masih memprihatinkan kondisinya.

"Memang katanya mau dibuat ruang rapat guru yang bagus. Saya tidak tahu kalau dana pembangunannya sebanyak itu. Tapi kalau menurut saya lebih baik uangnya digunakan untuk memperbaiki atap yang bocor dan gedung sekolah yang sudah parah kondisinya daripada buat ruang rapat yang mewah," tutur Moy.

Sebelumnya, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengatakan banyak dana diduga 'siluman' dalam RAPBD DKI Jakarta, khususnya di sektor pendidikan. Sebanyak 48 SMAN, SMKN, dan SMPN di wilayah Jakarta Selatan mendapatkan kucuran dana untuk pembangunan ruang rapat guru, tata usaha dan kepala sekolah dalam RAPBD 2015 DKI Jakarta. Untuk setiap sekolah, anggaran yang didapatkan sama, yaitu Rp 2,5 miliar. (Tya/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya