Liputan6.com, Tanah Karo - Kamis pagi Gunung Sinabung tertutup kabut tebal. Dua hari pascaluncuran awan panas, warga di sekitar kaki Gunung Berapi Sinabung, Tanah Karo, Sumatera Utara kembali beraktifitas di lahan pertanian.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (30/4/2015), meski demikian warga diingatkan untuk tidak beraktivitas di sekitar zona merah dan menjauhi Sungai Lau Borus karena potensi guguran awan panas masih tinggi dan setiap saat bisa saja terjadi.
Luncuran awan panas Gunung Sinabung turun ke kawasan zona merah atau zona berbahaya di sekitar Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung sekitar Selasa 28 April malam lalu. Pada Rabu 29 April 2015 pagi, sisa-sisa guguran awan panas masih terlihat.
Advertisement
Warga Desa Guru Kinayan 1 tahun belakangan tidak lagi tinggal di desanya lantaran desa itu telah ditutup karena rawan bahaya awan panas.
Sisa-sisa lahar dingin Sinabung masih bisa dilihat sepanjang aliran Sungai Lau Borus di Desa Guru Kinayan. Sejumlah rumah pun hancur.
Selain awan panas, tingginya intensitas hujan di kawasan Gunung Api Sinabung juga mengakibatkan banjir lahar dingin dan menerjang sejumlah desa di kaki gunung.
Salah satu desa yang terkena adalah Desa Perbaji, Kecamatan Tiga Nderket, yang berjarak 3 km dari Gunung Sinabung. Akibatnya, sejumlah jalan, jembatan dan rumah rusak akibat diterjang lumpur. Hingga kini status Gunung Sinabung adalah siaga level 3. (Vra/Sun)