Dukung Program Jokowi, Kemenag Rajin Bangun Pesantren Maritim

Kemenag menyatakan, memasuki 2015 ada sekitar 80 pesantren yang akan difokuskan ke bidang kemaritiman.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 14 Mei 2015, 01:59 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2015, 01:59 WIB
Kementerian Agama Rapat Kerja Dengan Komisi VIII DPR RI
Menteri Agama Lukman Hakim (tengah) bersama Sekjen Kemenag Nur Syam (kanan) dan Inspektur Jenderal Kemenag M. Jasin (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (11/2). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) menyulap pondok pesantren yang identik dengan pendidikan agama, ‎dengan membangun pondok pesantren bidang kemaritiman. Namun, tak mengubah atau menghilangkan sedikit pun nilai-nilai dan pendidikan keagamaannya.

"Penyelenggaraan pesantren merupakan respon pemerintah pada pembangunan nasional. Pesantren maritim ini juga membangun masyarakat terpinggir, terpencil, yang berada di kepulauan, pesisir," kata Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Mohsen‎, dalam jumpa pers di Gedung Kemenag, Jakarta, Rabu 13 Mei 2015.

Memasuki 2015, Mohsen mengatakan, ada sekitar 80 pesantren yang akan difokuskan ke bidang kemaritiman. ‎Hal ini juga dalam rangka mendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yang ingin menjadikan Indonesia poros maritim dunia.

"Laut juga penting bagi kebangsaan. Ini sesuai dengan nawacita Presiden yang mengutamakan kedaulatan di laut. Ada tol laut yang akan dikembangkan dan sebagainya. Inilah argumen mengapa kita mengajukan bahari penting untuk ditonjolkan. Laut itu menyatukan NKRI kita," kata dia.

Mohsen menjelaskan, sebagian besar jenjang pesantren ini adalah tingkat MI, MTs dan Aliyah. Konsep pembelajaran kemaritiman ini akan sejalan dengan pembelajaran agama di pesantren tersebut. Saat ini, pihaknya terus menyempurnakan konsep pembelajaran yang juga disesuaikan dengan konsep pelajaran kemaritiman di Kementerian Kelautan Perikanan (KKP).

Adanya spesifikasi pesantren seperti ini, Mohsen berharap, bisa membuat santri-santri di pesantren lebih banyak bergelut dengan hal-hal kemasyarakatan, khususnya dalam bidang kebaharian.

"Di sinilah fungsi dan peran strategis pondok pesantren yang diharapkan perannya menjadi mitra pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan," jelas Mohsen.

Mohsen menuturkan, seluruh pesantren itu adalah pesantren-pesantren yang sudah ada dan selama ini mengutamakan pengembangan kemaritiman dalam pembelajaran ekstra kurikulernya.

Terkait anggaran, Mohsen menambahkan, telah disiapkan sekitar Rp 5 miliar untuk menguatkan konten kemaritiman di pesantren-pesantren. Peluncuran program ini akan dilakukan bersamaan dengan program Sail Tomini, yang akan dilaksanakan September mendatang di Sulawesi Tengah.

"Di atas Rp 5 miliar atau sekitar Rp 5 miliar anggarannya untuk tahun ini," tutur dia.

Di Sulawesi Tengah sendiri, kini sudah ada 20 pondok pesantren yang akan dibuat menjadi pesantren kemaritiman, salah satunya di kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah. Selain Parimo, ada juga pesantren di daerah Karimunjawa, Jepara dan kecamatan Bonang, Demak, Jawa Tengah. Ada juga pesantren di wilayah Kepulauan Riau, Kalimantan dan Sulawesi Selatan. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya