Liputan6.com, Jakarta - Usulan program pembangunan daerah pemilihan (UP2DP) atau lebih dikenal dengan dana aspirasi yang totalnya mencapai Rp 11,2 triliun masih menjadi pro-kontra. Fraksi Partai Nasdem dan Fraksi Hanura menyatakan menolak program itu lantaran dianggap mekanismenya tidak tepat jika dilakukan anggota dewan.
Anggota DPR Fraksi Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso menilai, atas penolakan kedua fraksi tersebut sebaiknya ditunda.
"Saya sebagai anggota DPR bukan sebagai Golkar Agung Laksono berpendapat, usulan UP2DP sebaiknya dipending dulu pelaksanaannya, karena masih banyak pro dan kontra baik di kalangan sesama anggota DPR maupun di kalangan luar DPR," kata Bowo kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (19/6/2015).
Dia menyarankan, agar pelaksanaan dana aspirasi maksimal, maka semua pimpinan fraksi di DPR harus mengimbau seluruh anggotanya untuk mendukung program tersebut.
"Menurut saya, seluruh anggota DPR harus kompak terlebih dahulu yang disampaikan melalui Pimpinan DPR dan ketua ketua fraksinya masing-masing, jangan terjadi seperti sekarang ada anggota DPR yang setuju dan ada anggota DPR yang tidak setuju, bahkan ada fraksi yg tidak setuju dan ada fraksi yang setuju," papar dia.
Anggota Komisi VIII DPR ini berujar, jika fraksi tidak kompak mendukung maka masyarakat akan menilai negatif kepada DPR secara keseluruhan.
"Ini memalukan dilihat masyarakat sesama Anggota DPR tidak kompak menyikapi keputusan yang berdampak pada lembaga DPR dan terlihat sekali informasi yang didapat berkaitan UP2DP tidak sampai secara utuh dan sama kepada seluruh anggota DPR," papar Bowo.
"Terbukti sesama anggota DPR menafsirkan berbeda satu sama lain maksud dari UP2DP tersebut," sambung dia.
Untuk itu, dia mengimbau anggota DPR menyosialisasikannya terlebih dulu ke masyarakat apa yang dimaksud program dana aspirasi. Dalam dana ini, setiap anggota DPR mendapatkan anggaran Rp 15-20 miliar bagi dapilnya masing-masing.
"Jadi untuk memperoleh masukan apakah UP2DP ini betul-betul diharapkan dan ditunggu oleh masyarakat dalam mengatasi pembangunan di daerah-daerah melalui wakil-wakilnya nya yang ada di DPR. Kalau saya pribadi sangat setuju UP2DP ini diberlakukan, selama mekanisme angggarannya masuk ke APBN," kata dia.
Selain itu, Bowo juga mengusulkan kepada pemerintah daerah setempat agar program tersebut dikelola sesuai perundang-undangan. Lantaran, mekanisme program dana aspirasi tersebut dikelola oleh Pemda setempat dan tidak bersentuhan langsung dengan anggota DPR.
"Dan usulannya Pemda setempat yang harga satuannya mengacu pada peraturan yang berlaku, setelah itu harus ada proses tender di daerah secara transparan. Jadi fungsi anggota DPR setelah menentukan titik pembangunan yang diusulkan oleh masyarakat, menyampaikan ke kepala daerah masing-masing untuk diajukan angarannya sesuai kebutuhan yang diperlukan kepada pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Keuangan," beber dia.
Artinya, kata Bowo, dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, anggota DPR tidak terlibat. DPR Hanya meneruskan usulan masyarakat dan memastikan masuk di dalam anggaran dan mengawasi pelaksanaan pembangunan tersebut dikarenakan ada di dapil yang bersangkutan. (Mvi/Ali)
Politikus Golkar Ini Nilai Dana Aspirasi Lebih Baik Ditunda
Anggota DPR diimbau menyosialisasikannya terlebih dulu ke masyarakat apa yang dimaksud program dana aspirasi.
Diperbarui 19 Jun 2015, 06:40 WIBDiterbitkan 19 Jun 2015, 06:40 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Rahasia Pisau Tajam Tanpa Batu Asah, Cukup Gunakan 1 Alat Dapur Ini
Bhinneka Life Bayar Klaim Nasabah Rp 640 Miliar selama 2024
Pertamina Didorong Bereskan Proyek Pengembangan Kilang Demi Ketahanan Energi
Birrul Walidain Wajib, Bagaimana jika Orangtua Minta Anak Menceraikan Istrinya?
6 Zodiak Tercerdas: Aquarius hingga Capricorn, Siapa yang Paling Jenius?
Memahami Arti Validasi: Definisi, Proses, dan Pentingnya dalam Berbagai Konteks
Kemasan Rokok Polos jadi Ancaman bagi Lapangan Kerja
Momen Hasto Kristiyanto Singgung Jokowi Usai Ditahan KPK
Temui Mahasiswa, Mensesneg Prasetyo Hadi Janji Pelajari Tuntutan
Komarudin PDIP Sebut Tak Ada Plt Sekjen, Kendali Partai Dipegang Langsung Megawati
Perbedaan Kopi Robusta dan Arabika: Mengenal Karakteristik Unik Dua Jenis Kopi Populer
15 Ide Rumah Minimalis 2 Lantai, Sederhana tapi Elegan dengan Balkon