Liputan6.com, Pelembang - Kendati tidak menjadi pilot pada penerbangan pesawat Hercules C-130 yang jatuh di dekat pemukiman warga di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, namun Kopilot Letda Pnb. Dian Sukma Pasaribu merupakan salah satu pilot terbaik.
Hal ini diungkapkan sang ayah, Kapten CAJ M Arpani, yang juga menjabat sebagai Waka Ajenrem 044/Gapo, Palembang. Dian mendulang prestasi saat menimba ilmu di pendidikan penerbangan Solo.
"Dia menjadi salah satu lulusan terbaik pendidikan penerbangan di Solo tahun 2013 lalu. Dian ini pilot tempur, satu angkatan 15 orang, dia rangking 3. Dia satu dari lima orang yang rangking, yang diambil Angkatan Udara (AU) sebagai pilot pesawat tempur," ungkap Kapten CAJ M Arpani kepada Liputan6.com, Selasa 30 Juni 2015.
"Saat ini belum dapat informasi sebenarnya, kami berdoa harapan kami selamat. Semoga dia dan penumpang lainnya masih bisa terselamatkan," pinta Arpani.
Prestasi anak sulung dari tiga bersaudara ini juga ditorehkan saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Dian yang memiliki postur tubuh ideal, mengalahkan kandidat lainnya terpilih menjadi Bujang SMA Negeri 5 Palembang.
"Dian itu dikenal sebagai Bujang SMAN 5 Palembang pada tahun 2013 dan pintar bahasa Inggris. Kalau di sekolah, Dian termasuk siswa yang agak pendiam, tidak terlalu banyak ngomong. Tapi dia memang sempat bercerita kalau sehabis tamat sekolah, ia ingin jadi tentara. Mendengar kabar seperti ini, kami juga turut berduka cita," ungkap Heni Martina, teman seangkatan di SMAN 5 Palembang.
Hingga saat ini, kediaman orang tua Dian di Jalan RW Mongosidi Perumahan Kalidoni Indah Permai No.C7 RT 35/2 Kecamatan Kalidoni Palembang, masih terus ramai didatangi para sanak keluarga, kerabat, tetangga hingga para awak media.
Terlihat dengan jelas raut kesedihan dari wajah sang ibu, Narni, yang selalu menitikkan air mata. Ibu tiga anak ini lebih memilih diam, berbeda dengan Arpani yang tampak tegar dan tetap tenang.Â
Pesawat Hercules C-130 dengan nomor ekor A-1310 jatuh dengan posisi terbalik di Jalan Ginting, Medan, Selasa siang kemarin pukul 11.48 WIB. Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo Medan menuju Kepulauan Natuna untuk menjalankan misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM), yaitu pengiriman logistik.
Burung besi yang dipiloti Kapten Penerbang Shandy Permana itu sempat menghubungi menara Air Traffic Control (ATC) dan menginformasikan terjadi kerusakan sehingga pihak menara menyarankan pesawat berbelok. Saat berbelok pesawat jatuh di pemukiman warga.
Informasi sebelumnya menyebutkan pesawat membawa 101 penumpang dengan 12 kru kabin. Namun, menurut informasi dari Kadispen Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI Dwi Badarmanto, jumlah korban tewas dalam kecelakaan pesawat itu bertambah menjadi 122 jiwa -- termasuk 9 bocah di dalamnya. (Tnt/Mut)
Advertisement