Liputan6.com, Jakarta - Rapat paripurna DPR RI mengesahkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Gatot Nurmantyo, menjadi Panglima TNI. Gatot menggantikan Jenderal Moeldoko yang akan pensiun 1 Agustus 2015 mendatang.
Usai pengesahan, Gatot menyatakan komitmennya mengamankan perbatasan. Hal tersebut terkait helikopter milik Malaysia yang mendarat tanpa izin di pangkalan militer Sebatik, Kalimantan Utara.
Untuk itu, Gatot menegaskan, ia akan menyinkronkan tiap matra TNI (darat, udara, dan laut) agar upaya penjagaan dapat dilakukan secara maksimal. Khusus pemantauan udara, ia berencana memperkuat radar guna mendeteksi pesawat asing yang melintas.
"Pengamanan perbatasan perlu sinkron tiap matra, sektor udara perlu diperkuat radar," kata Gatot di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (3/7/2015).
Adapun agenda prioritas setelah dilantik, Gatot mengungkap akan melakukan konsolidasi pada masing-masing matra. Selain itu, Gatot memastikan pihaknya akan mengkaji hasil rapat pembentukan rencana strategis (renstra) yang disusun 2014 lalu.
"Agenda 100 hari, kita konsolidasi. Hasil rapim (soal renstra) kita evaluasi," ucap Gatot.
Alutsista
Saat ditanya komitmennya untuk memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, Gatot mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pembahasan dengan Komisi I DPR terkait alutsista.
"Beli alutsista tidak bisa seperti beli tahu. Akan ada pembahasan dengan Komisi I," kata Gatot.
Hal tersebut Gatot katakan terkait beberapa pertanyaan yang menyangkut jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Medan, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu. Namun demikian, Gatot menuturkan, dirinya akan mengecek langsung alutsista yang dimiliki saat ini, termasuk pesawat terbang.
"Bukan berarti yang lama tidak bisa dioperasionalkan, kita cek bisa terbang atau tidak," tandas Gatot.
Jenderal Gatot Nurmantyo kini hanya tinggal menanti dilantik Presiden Jokowi untuk menjabat posisi tertinggi di TNI. Gatot sendiri sebelumnya dipilih langsung oleh Jokowi untuk menggantikan Jenderal Moeldoko. (Fiq/Mut)