Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Singapura. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang turut mengantar kepergian Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma tampak terlihat berbincang sejenak sebelum sang Presiden naik ke dalam Pesawat.
Sesaat sebelum terbang, Ahok terlihat menyampaikan sesuatu kepada Jokowi. Dan Jokowi tampak tertawa mendengar apa yang disampaikan oleh Mantan Bupati Belitung Timur itu. Lalu, apa yang disampaikan Ahok kepada Pak Presiden? ‎
Informasi ini membuat pecinta Liputan6.com penasaran. Berita tersebut pun masuk dalam kabar favorit sepanjang Selasa 28 Juli 2015. Selain itu, ada berita lainnya yang tak kalah menarik seperti tawaran Inggris kepada Indonesia.
Berikutu 5 berita terpopuler yang dihimpun Liputan6.com, Rabu (29/7/2015):
1. Pesan Ahok untuk Jokowi Sebelum Terbang ke Singapura
Sebelum naik ke pesawat kepresidenan, Jokowi tampak berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta Ahok yang turut mengantarnya. Presiden Jokowi hari itu rencananya terbang ke Singapura untuk kunjungan kerja.
Ahok tampak menyampaikan sesuatu kepada Jokowi. Dan mantan Walikota Solo itu kemudian tertawa.
"‎Ketawa-ketawa saja. Aku bilang ke presiden, di Singapura beli duren pak, enak. Duren Malaysia," ucap Ahok sambil tertawa di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa 28 Juli 2015.
Tak hanya itu, mantan Politisi Partai Gerindra itu juga sempat melakukan gerakan hormat yang biasanya dilakukan perwakilan dari TNI maupun Polri saat mengantar atau menjemput Presiden usai melakukan kunjungan kenegaraan.
Walau tak wajib memberikan hormat, namun Ahok menyatakan kalau apa yang dilakukannya merupakan bagian dari protokoler.
Selengkapnya.
2. PM Cameron: Indonesia Mau Apa Saja Tinggal Bilang ke Inggris
Dalam pidato penutupan Business Forum Indonesia-Inggris Perdana Menteri Inggris David Cameron mempersilakan Indonesia untuk meminta tolong apa saja, menawarkan bantuan kota mana yang ingin dibangun, industri mana yang ingin dikembangkan, dan area keahlian apa yang ingin dijajaki kerja samanya.
"Bilang apa saja yang Indonesia mau, pintu kerja sama terbuka lebar untuk Indonesia," kata David Cameron kepada menteri dan usahawan baik dari Indonesia maupun dari Inggris.
Bukan tanpa alasan orang nomor satu di Inggris mengungkapkan hal seperti itu. Britania Raya termasuk 5 investor terbesar di Indonesia, meski ekspor negeri Ratu Elizabeth itu ke Indonesia hanya 0,2%.
Selengkapnya.
3. OC Kaligis: Lebih Baik Ditembak Mati daripada Diperiksa KPK
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan memeriksa tersangka kasus dugaan suap hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan, Otto Cornelis Kaligis. Namun, pengacara senior itu kembali menolak diperiksa penyidik dengan alasan sakit.
Menurut salah satu pengacara OC Kaligis, Alamsyah Hanafiah, kliennya yang kini mendekam di Rutan KPK cabang Pomdam Guntur Jakarta tersebut memilih ditembak mati daripada harus menjalani pemeriksaan.
"Jadi intinya dia (OC Kaligis) tidak bersedia unutuk diperiksa hari ini. Kata dia 'Untuk di BAP saya tolak, lebih baik saya ditembak mati kalau diperiksa hari ini'," ujar Alamsyah meniru pernyataan OC Kaligis di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (28/7/2015).
Selengkapnya.
4. Empat Kehebohan Liburan Raja Salman di Prancis
Raja Salman dari Arab Saudi telah tiba di selatan Perancis untuk liburan tiga minggunya -- namun dia bukan seperti wisatawan pada umumnya.
Warga setempat kesal setelah sebuah pantai umum ditutup agar dia bisa beristirahat tanpa diganggu, dan wilayah dalam radius 300 meter di sekitar villa tempatnya menginap pun dibuat ekslusif.
Namun tak demikian dengan kalangan bisnis yang justru senang memenuhi keinginannya. Mereka mengatakan para bangsawan Arab itu membawa keuntungan yang dibutuhkan kawasan tersebut.
Jadi apa saja yang menjadi tuntutan dalam liburan sang Raja? Berikut 4 kehebohan Raja Salman selama liburan seperti dikutip Liputan6.com dari BBC.
Selengkapnya.
5. Tsunami 10 Meter Diramalkan Terjadi di Wilayah Ini
Kawasan Mentawai, Sumatera Barat diprediksi bakal diguncang gempa berkekuatan 9 skala richter (SR). Gempa itu diprediksi bakal membawa serta gelombang tsunami setinggi lebih dari 10 meter.
Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Prancis dan Singapura pada Juni 2015 kemarin. Ini merupakan siklus 200 tahun di wilayah tersebut.
"Berdasarkan penelitian itu kita siapkan masyrakat dan pemda setempat untuk waspada terhadap tsunami tersebut. Kita berusaha membuat master plan pengurangan bencana gempa dan tsunami," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jakarta, Selasa (28/7/2015).
Menurut Sutopo, sudah sejak 2013, pihaknya melakukan simulasi bencana di wilayah tersebut. Meski demikian, sambung dia, BNPB mengalami kesulitan.
Selengkapnya.
(Ali/Ndy)