PM Cameron: Indonesia Mau Apa Saja Tinggal Bilang ke Inggris

PM Cameron datang ke Jakarta membawa misi dagang. Kesempatan kerja sama Indonesia-Inggris terbuka lebar.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 28 Jul 2015, 13:34 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2015, 13:34 WIB
20150727-Keakraban Jokowi dan PM Inggris David Cameron di Istana Negara-Jakarta-PM Inggris David Cameron 1
PM Inggris David Cameron memberikan pernyataan pers bersama di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/7). Keduanya melakukan pertemuan bilateral untuk meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara di berbagai bidang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam pidato penutupan Business Forum Indonesia-Inggris Perdana Menteri Inggris David Cameron mempersilakan Indonesia untuk meminta tolong apa saja, menawarkan bantuan kota mana yang ingin dibangun, industri mana yang ingin dikembangkan, dan area keahlian apa yang ingin dijajaki kerja samanya.

"Bilang apa saja yang Indonesia mau, pintu kerja sama terbuka lebar untuk Indonesia," kata David Cameron kepada menteri dan usahawan baik dari Indonesia maupun dari Inggris.

Bukan tanpa alasan orang nomor satu di Inggris mengungkapkan hal seperti itu. Britania Raya termasuk 5 investor terbesar di Indonesia, meski ekspor negeri Ratu Elizabeth itu ke Indonesia hanya 0,2%.

Cameron akan berjanji untuk melipatgandakan angka itu di masa yang akan datang. Ia juga menjanjikan dana sebesar US$ 276 juta atau sekitar Rp 3,5 triliun untuk rencana infrastruktur.

"Inggris adalah negara paling canggih dalam infrastruktur pembangunan. Saya boleh berbangga bahwa selama pemerintahan saya, Inggris telah menyelenggarakan olimpiade paling sukses sepanjang sejarah," katanya. Ia lantas menawarkan bantuan pembangunan infrastruktur saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games.

Cameron juga mengatakan, kepiawaian negerinya membangun stadion dan bangunan lain di Inggris dapat diterapkan di Indonesia. Ia juga menekankan bahwa seluruh bangunan dan arsitektur di Britania Raya merupakan bangunan paling aman dalam sejarah dunia.

Perdana Menteri David Cameron datang bersama 31 pebisnis terkemuka. Di antaranya dari Airbus, Lyoyd's of London, Roll-Royce, Surrey Satellite Technology, dan perusahaan asuransi terbesar Aviva.

Cameron datang ke Indonesia membawa misi dagang. Menurutnya, potensi pasar Indonesia sangatlah besar. Inggris menawarkan proyek-proyek yang dapat menyerap tenaga kerja seperti geotermal dan pengelolaan limbah. Kedua proyek ini dijanjikan dana masing-masing 66 juta poundsterling dan 400 juta poundsterling.

PM Inggris: Jakarta Ibukota Twitter Dunia

Selain terpesona dengan potensi pasar yang besar, pria kelahiran 9 Oktober 1966 kagum dengan besarnya pemakai internet dan media sosial di Indonesia.

"Benar-benar mengagumkan terutama di Jakarta. Bagaimana kalian punya akun Facebook dengan jumlah paling besar. Belum lagi kicauan kalian di Twitter. Saya kira Jakarta adalah ibu kota Twitter di dunia," katanya sambil tertawa.

Besarnya pengguna internet di Indonesia membuat politikus dari Partai Konservatif itu menawarkan sistem cyber security yang lebih aman kepada Indonesia.

"Ada kehidupan lain selain media sosial yaitu sebuah sistem keuangan. Hal ini perlu diperhatikan karena semua negara di dunia menginginkan keamanan transaksi online."

Ia pun menawarkan kerja sama di bidang keamanan siber karena Cameron mengklaim bahwa tingkat cyber security di negara itu adalah yang teraman di seluruh dunia.

Gitar untuk Jokowi

Sambil berkelakar, ia "menawarkan" sesuatu pada Presiden Joko Widodo: gitar dan amplifier. PM Cameron mengatakan, negerinya adalah negeri dengan industri rumahan terbesar di seluruh Eropa. Salah satunya mereka membuat gitar buatan tangan yang terkenal seantero jagat musik.

Besarnya pasar industri rumah tangga di Inggris, mengundang banyak investor ke negerinya. Oleh karena itu, PM Cameron mengundang para pebisnis Indonesia untuk belajar bersama Inggris.

"Inggris adalah negara tujuan investasi dari seluruh dunia. Kenapa? Karena kami memberlakukan corporate tax yang paling rendah di antara negara G20. Kami hilangkan pajak bisnis dan kami memangkas banyak peraturan."

Britania juga membuka kesempatan kerja sama di bidang pendidikan bagi pelajar Indonesia yang ingin belajar di Inggris. Kesempatan selalu terbuka. (Rie/Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya