JK: BPPT Banyak Doktor tetapi Kerjanya Baca Koran

JK menyayangkan BPPT yang diisi akademisi hebat tapi tidak berfungsi.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 29 Jul 2015, 11:38 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2015, 11:38 WIB
Jusuf Kalla atau JK
Jusuf Kalla atau JK. (Liputan6.com/Andrian M Tunay).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menyatakan ada lembaga negara yang kurang berfungsi, yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). JK menyayangkan lembaga yang diisi akademisi hebat itu tidak berfungsi.

"Ada yang idle. Paling idle itu BPPT, banyak doktor, kantor sepi, baca koran. Hanya pembenaran terjadi. Cuma katakan oh benar kayak kasus busway, tapi masuk penjara juga," kata JK saat memberikan pengarahan di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (29/7/2015).

JK menyindir soal keterlibatan BPPT dalam kasus pengadaan bus Transjakarta tahun 2013. Saat itu‎ Kepala Dinas Perhubungan masih dijabat oleh Udar Pristono. Udar pun telah dijadikan tersangka oleh Kejaksaan Agung.

JK juga menambahkan perkembangan teknologi terjadi begitu cepat. Ia menjelaskan terkait bidang teknologi informasi perkembangan 100 persen terjadi dalam kurun 1,5 tahun. Ilmu pembangunan juga berkembang cukup signifikan.

"BPPT itu bisa hilang ilmunya karena doktor-doktor tidak pernah dipakai‎," imbuh dia.

JK juga mengaitkan hal ini dengan para pejabat dan staf di Bappenas. Ia meminta agar jangan pernah berhenti belajar. Hal ini berguna agar perencanaan nasional juga berkembang.

"Kalau di sini (di Bappenas) ad‎a konsep tahun 80-an dipakai untuk 2015. Seharian saya diskusi dengan Pak Presiden. Saya bilang otak dan otot harus bekerja dengan baik sesuai prinsip pokok, pertumbuhan, pemerataan, dan berkesinambungan," tandas JK. (Alv/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya