Liputan6.com, Jombang - Kementerian ‎Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk menggelar Liga Santri yang melibatkan sekitar 150 pesantren di Indonesia. Tujuannya, untuk memberantas radikalisme di Tanah Air.
"Momentum Muktamar NU ini digunakan agar Kemenpora memperkuat basis pemuda melalui pesantren," kata Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi setelah melakukan penandatangan nota kesepahaman atau MoU dengan PBNU, di Pondok Pesantren Mabaul Maarif, Denanyar, Jombang Jawa Timur, Selasa (4/8/2015).
Imam Nahrawi menjelaskan, Liga Santri ini akan dimulai di Kerawang dan Garut yang melibatkan 150 Pesantren di Indonesia. "Nanti 10 Agustus akan dibuka liga santri. Kick off-nya di Karawang dan Garut," ujar Imam.
Imam mengatakan, pentingnya pesantren ini karena merupakan gudang Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan kerja sama dengan Kemenpora, dapat meningkatkan kesadaran berolah raga di kalangan pesantren. Sehingga segala bentuk radikalisme yang menghantui pemuda dapat dicegah.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, prinsip kerja sama ini adalah menguatkan pesantren sebagai basis dari pemuda. Dalam urusan pemuda, NU memiliki banyak lembaga kepemudaan di antaranya Ma'arif, Ansor, IPPNU dan lain-lain.
"Jangan sampai generasi lemah agama, ilmu, harta dan fisik. Kita semua berupaya membentuk generasi yang kuat," ujar Kiai Said.
Dia juga mengatakan, pentingnya menggarap sektor kepemudaan ini. Karena, pemuda yang akan datang dapat menerima estafet pemimpin bangsa. Jika tidak dipersiapkan saat ini, akan menjadi masalah yang akan datang.
"MoU ini akan lebih mendorong merealisasikan apa yang sudah dilakukan oleh pesantren. Ini juga mencegah jangan sampai terprovokasi dengan gerakan-gerakan radikalisme," pungkas Said Aqil. (Mvi/Mut)
Berantas Radikalisme, Menpora dan PBNU Gelar Liga Santri
"Jangan sampai generasi lemah agama, ilmu, harta dan fisik. Kita semua berupaya membentuk generasi yang kuat," ujar Kiai Said.
diperbarui 04 Agu 2015, 10:01 WIBDiterbitkan 04 Agu 2015, 10:01 WIB
Dalam acara Munas dan Konbes NU, KH Said Aqil juga meminta pada Presiden Jokowi agar tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional (Liputan6/JohanTallo)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Apa Arti dari Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu: Memahami Makna Peribahasa Klasik
Cristiano Ronaldo Desak Petinggi Al-Nassr Selamatkan Mantan Rekan Setim dari Manchester United
Dishub hingga Satpol PP Kota Depok Minta Tenda Hajatan Menutup Jalan Dibongkar
Kenaikan Upah Minimum di Yogyakarta Dianggap Belum Memenuhi Harapan Pekerja
Top 3 Berita Hari Ini: Miftah Maulana Kembali Isi Pengajian, Mengaku Trauma dengan Es Teh
Sudah Tayang, Berikut Sinopsis Episode 1 Series Scandal 3: The Final & Sexiest yang Tayang di Vidio
Cara Sederhana Membuat Orang Lain Menyukai Anda
Giring Ganesha, Jeje Govinda dan Eko Patrio Kenang Momen Pertama Mereka Bersama Indosiar di Konser Raya 3 Dekade
Girlband Kandis Merasa Terhormat Tampil di Konser Raya 3 Dekade HUT Indosiar, Berkesempatan Belajar Dangdut
VIDEO: Petugas Dishub Depok Tersangkut di Pikap Hingga 500 Meter, Berakhir Damai
3 Rekomendasi Anime Petualangan Terbaik Untuk Awal Tahun
Truk Pengangkut Sapi Terguling di Bakauheni Lampung Selatan, 7 Ekor Sapi Tewas