Setya Novanto: Proses 7 Megaproyek DPR Masih Panjang

DPR tidak akan memaksa pemerintah memberikan persetujuannya agar 7 megaproyek tersebut bisa segera direalisasikan.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 21 Agu 2015, 11:50 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2015, 11:50 WIB
Setya Novanto Ketua DPR, Fadli Zon Wakilnya
Setya Novanto (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pembangunan 7 megaproyek di Kompleks Parlemen masih menuai perdebatan. Presiden Jokowi menolak untuk meresmikan pembangunan 7 proyek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta tersebut. Jokowi ingin ada usulan yang jelas terlebih dahulu dari DPR sebelum meresmikan proyek ini.

Ketua DPR Setya Novanto mengatakan proses pembangunan 7 megaproyek tersebut tetap akan berjalan, meskipun masih banyak yang harus dikaji.

"Ya semua ‎itu prosesnya masih sangat panjang, jadi yang penting, semuanya untuk kepentingan bagaimana kita tingkatkan kesejahteraan rakyat, tingkatkan kinerja DPR," kata Setya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Politisi Partai Golkar itu mengatakan, pihaknya tidak akan memaksa pemerintah memberikan persetujuannya agar 7 megaproyek tersebut bisa segera direalisasikan.

Setya mengatakan, dalam proses pembangunan 7 megaproyek yang anggarannya mencapai Rp 1,6 triliun tersebut, DPR akan tetap mengedepankan kondisi ekonomi yang sedang dihadapi. Jika memang kondisi ekonomi sedang melemah, maka yang harus menjadi prioritas tetap memperkuat ekonomi terlebih dulu.

"Jadi semuanya kita cari jalan keluar terbaik dengan situasi sekarang ini harus kita sama-sama melihat dengan keadaan ekonomi terus kita akan tingkatkan," tandas Setya Novanto.

‎7 proyek yang akan dibangun DPR ialah pembangunan museum dan perpustakaan, alun-alun demokrasi, jalan akses bagi tamu ke Gedung DPR, visitor center, pembangunan ruang pusat kajian legislasi, pembangunan ruang anggota dan tenaga ahli, serta integrasi kawasan tempat tinggal dan tempat kerja anggota DPR. (Mvi/Bob)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya