Cara Ani Yudhoyono Berantas Buta Huruf

Data Kemendikbud menyebut masyarakat Indonesia yang masih buta huruf sebanyak 6,2 juta jiwa.

oleh Oscar Ferri diperbarui 03 Sep 2015, 23:46 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2015, 23:46 WIB
Kasih Sayang Ani Yudhoyono untuk SBY di Hari Batik Nasional
Ani Yudhoyono turut rayakan hari Batik Nasional, Kamis (2/10/2014).

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono angkat bicara mengenai masih banyaknya masyarakat di Indonesia yang buta huruf. Apalagi dalam catatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutkan masyarakat Indonesia yang masih buta huruf sebanyak 6,2 juta jiwa, di mana ‎umumnya perempuan dan berada di daerah padat penduduk.

Menurut Ani Yudhoyono, perlu ada kerja sama antara pemerintah dalam hal ini Kemendikbud dengan berbagai lembaga pendidikan non formal seperti Rumah Pintar. ‎Hal itu dikatakan Ani saat membuka Musyawarah Nasional Paguyuban Pengelola Rumah Pintar Nasional‎ di Jakarta, Kamis (3/9/2015).

"Melalui Rumah Pintar ini kita bisa ikut memberantas buta aksara. Karena di sana ada bukunya, ada tutornya, sehingga mereka yang buta aksara bisa belajar di sana, bisa membaca, akhirnya bisa melek aksara," ujar Ani.

Dengan kerja sama tersebut, kata Ani, diharapkan buta aksara bisa diberantas. Selain itu dapat menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam bidang ekonomi.

"Mudah-mudahan kita bisa bekerja sama (dengan Kemendikbud) memberantas buta aksara. Adanya Rumah Pintar ini, mudah-mudahan bukan hanya berantas buta aksara, menghitung, menulis, tetapi juga usaha mandirinya," ujarnya.

Ketua Umum Paguyuban Pengelola Rumah Pintar Nasional, Okke Hatta Rajasa menambahkan, pihaknya akan memperluas dan mengembangkan Rumah Pintar di daerah-daerah di Indonesia. Terutama daerah-daerah yang angka kemiskinannya masih cukup tinggi.

"Biasanya Diknas akan kasih informasi daerah yang buta aksara tinggi, faktor pendidikan jadi salah satu penyebab yang kemiskinan di daerah tersebut," ujar istri mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa tersebut.

Pihaknya, lanjut Okke, berharap semua stakeholder terkait yang peduli terhadap permasalahan ini untuk bekerja sama mengentaskan buta huruf dan membantu menciptakan kemandirian masyarakat.

"Untuk pemasaran hasil masyarakat, kami sudah bekerjasama dengan koperasi sejahtera untuk permodalan dan juga pengemnbangan bisnis dari Rumah Pintar," kata Okke.

Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan (Bindiktara) Kemendikbud Erman Syamsudin mengapresiasi keberadaan Rumah Pintar ini. Progran ini, kata dia, turut membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat UUD 1945, dan juga tentunya membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan buta huruf.

"Kebanyakan mereka usia-usia di atas 40 tahun, sasaran inilah yang harus kita atasi. Bukan hanya membuat mereka bisa membaca dan menulis saja tapi juga memfungsionalkan kemampuannya sehingga produktif, " ujar Erman. (Ali/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya