Liputan6.com, Semarang - Sebuah penelitian arkeologi oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan bagian bangunan berupa undakan yang diduga merupakan situs candi Hindu jaman kerajaan Mataram Kuno. Candi ini diduga indikasi daerah setempat sebagai gerbang penyebaran agama Hindu.
Penelitian dilakukan di tengah kebun milik warga di Desa Duduhan, Kelurahan Mijen, Kota Semarang. Tepatnya berada di kebun di RT 4 RW 5, Kecamatan Mijen, milik Sutopo. Dasar penelitian itu karena sebelumnya di lokasi yang sama ditemukan arca Ganesha dan Nandi.
Pusat Arkeolog sudah pernah melakukan survei terhadap situs tersebut sejak tahun 1967 namun baru bisa dilanjutkan dengan eskavasi dan penelitian sekarang.
"Pada tahun 70-an sudah ada survei dari kantor. Kami cek sekarang dengan eskavasi dan ternyata gundukan tanah menyimpan potensi candi," kata Kordinator Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Agustijanto, Selasa (29/9/2015).
Tumpukan batu bata merah yang diperkirakan candi itu berukuran 9,3 meter x 9,3 meter. Namun saat ini baru sebagian yang dilakukan penggalian dan terlihat tumpukan seperti batu candi yang membentuk undakan.
Eskavasi dilakukan sejak 25 September hingga hari Selasa (29/9). Hal itu dilakukan untuk mengetahui ukuran dan kemungkinan bujur sangkar. "Ini kita sedang mengumpulkan informasi," kata Agustijanto. Ekskavasi dibantu mahasiswa ITB dan UGM.
Sementara ini temuan masih berupa profil batu bata berbentuk gerigi segitiga dan profil badan candi. Dua temuan itu penting digunakan sebagai bahan penelitian.
"Jika sudah ada itu, indikasinya candi ini merupakan candi zaman Mataram Kuno bergaya Seni Jateng Abad X," kata Agustijanto.
Untuk memastikan candi tersebut merupakan peninggalan kerajaan Mataram Kuno, kata dia, perlu ada kajian berupa penelusuran sejarah serta penelitian laboratorium terhadap jenis batu dari candi. Perkiraan penanggalan ada dua cara, penanggalan absolut dan relatif.
"Absolut dengan analisis C-14, menggunakan arang di laboratorium. Penanggalan Relatif memakai temuan yang sudah ada yaitu arca Ganesha di museum," kata Agustijanto.
Dugaan sementara, kata dia, candi tersebut dibangun ketika Hindu masuk ke Jawa Tengah lewat jalur Pantura yaitu Semarang-Kendal. Candi-candi Hindu memang biasanya dilengkapi bangunan Lingga Yoni.
"Penelitian di sini kita berangkat dari tema penelitian bagaimana perkembangan sejarah Hindu Budha di Pantura. Dari situ kita survei penelitian dari Tegal sampai Batang," kata Agustijanto. (Hmb/Ein)