Tragedi Mina Momentum Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji

Pemerintah Arab Saudi harus mencari sistem yang lebih baik lagi, karena tragedi Mina sebaiknya jadi momentum evaluasi penyelenggaraan haji.

oleh Oscar Ferri diperbarui 01 Okt 2015, 17:57 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2015, 17:57 WIB
20151001-Diskusi-Tragedi-Mina-Jakarta-Muhaimin Iskandar
Ketua PKB, Muhaimin Iskandar (tengah) memberikan keterangan saat diskusi Tragedi Mina di Jakarta, Kamis (1/10/2015). Diskusi membahas situasi jamaah haji Indonesia paska tragedi Mina. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar buka suara soal tragedi Mina saat pelaksanaan ibadah haji 2015.

Menurut pria yang akrab disapa Cak Imin itu, Pemerintah Arab Saudi harus mencari sistem yang lebih baik lagi, karena tragedi Mina yang sudah beberapa kali terjadi ini harus bisa menjadi pelajaran semua pihak, termasuk Indonesia sebagai 'penyumbang' jemaah terbesar.

"Kita semua harus mencari sistem yang lebih baik untuk urusan haji ini. Karena peristiwa di Mina patut jadi pelajaran buat kita semua, terutama untuk Arab Saudi," ujar Cak Imin dalam diskusi 'Tragedi Mina' di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis (1/10/2015).

‎Karena itu, Ketua Umum dua periode ini juga mendesak Pemerintah Saudi agar bisa menemukan sistem pengelolaan haji yang lebih baik. Khusus untuk pemerintah dan jemaah haji Indonesia, sebaiknya harus mempersiapkan diri agar bisa melaksanakan ibadah haji dengan baik.

"Disiplin misalnya. Kesalahan waktu, terlalu bersemangat, dan sebagainya bisa menajdi faktor utama terjadi musibah ini. Jadi inilah ksempatan yang tepat buat kita untuk mengevaluasi agar tidak pernah terjadi lagi," tandas dia.

Cak Imin juga mengakui, pengelolaan ibadah haji di Indonesia tidaklah mudah. Apalagi bagi Indonesia yang jumlah jemaahnya bisa mencapai jutaan.

"Tentu tidak mudah pengelolaannya. Kadang saking cinta Allah, Hablu Minannasnya jadi tidak mikir. Antar jemaah sendiri tidak sadari, pertemuan antar Muslim saling melayani bukan sikut-sikutan. Karena sikut-sikutan Indonesia paling kalah karena badannya kecil-kecil," ujar mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini.

Tragedi Mina terjadi pada Kamis 24 September pagi waktu Arab Saudi. Tragedi ini telah menewaskan lebih dari 700 jemaah dan melukai lebih dari 800 jemaah lainnya dari berbagai negara. Di antara korban itu terdapat jemaah haji asal Indonesia. Perkembangan terakhir, jemaah haji Indonesia yang tewas mencapai 55 orang. (Dms/Sun)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya