Liputan6.com, Bengkulu - Murid Taman Kanak-Kanak Pertiwi Kota Bengkulu melepasliarkan 300 anak penyu atau tukik, di kawasan Taman Wisata Alam Pantai Panjang Kota Bengkulu. Hal tersebut untuk mengajarkan anak-anak mencintai satwa langka yang dilindungi undang-undang.
Beragam ekspresi terlihat saat mereka mencoba memegang tukik untuk pertama kali. Ada yang langsung memegang dengan sangat keras, ada yang ketika menyenggol tubuh tukik langsung melepaskannya sambil berteriak, bahkan ada yang takut dan menangis saat dipaksa memegang tukik.
Wali siswa bernama Desmiyanti mengatakan, kegiatan melepas anak penyu di tepi pantai ini menjadi hiburan sekaligus menambah wawasan anak terhadap hewan yang dilindungi.
"Mereka tidak pernah melihat anak penyu, sekarang melihat langsung, memegang dan melepaskannya ke laut lepas. Semoga mereka di masa datang bisa mencintai dan menyayangi penyu ini," ujar Desmiyanti.
Faisal, salah seorang murid TK Pertiwi, mengaku gembira bermain dengan anak penyu ini. Wajahnya ceria ketika penyu yang digiringnya hingga ke pinggir Pantai Samudra Hindia itu, bisa berenang menyisir air dan langsung menuju laut.
"Selamat jalan tukik, semoga ketemu lagi," ujar Faisal sambil memeluk kaki ibunya dengan mata berkaca-kaca.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Anggoro Dwi Sujiarto mengatakan, anak penyu atau tukik yang dilepasliar itu berasal dari penangkaran Taman Wisata Alam (TWA) Way Hawang Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, berjenis penyu Lekang dan Penyu Sisik.
"Kita sengaja melibatkan murid TK ini untuk mengajarkan kepada para generasi penerus bangsa ini untuk mencintai alam, lingkungan dan satwa yang dilindungi. Kegiatan ini akan rutin di lakukan, sebab saat ini kita memiliki 2 lokasi penangkaran dan perlindungan penyu yaitu di Kabupaten Mukomuko dan Way HAwang Kabupaten Kaur," tegas Anggoro. (Mvi/Sun)
Advertisement