Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan, Jiwa Sumpah Pemuda dan Pancasila memiliki tautan historis yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Bagi Megawati, Sumpah Pemuda tidak hanya memberi visi kebangsaan, tapi juga sebagai fondasi terpenting dari seluruh gagasan Indonesia Merdeka, yang diawali dengan komitmen satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa persatuan Indonesia.
"Komitmen dalam bentuk sumpah inilah yang menjadi energi penggerak kesadaran berbangsa," tandas Mega saat menghadiri peluncuran Buku berjudul 'Revolusi Pancasila' karya Yuddy Latief di JCC Senayan Jakarta, Selasa,(27/10/2015).
Megawati yang hadir didampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga menuturkan, perwujudan dari jiwa Sumpah Pemuda ini nampak, ketika melalui Sidang Badan usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Pancasila diterima secara aklamasi sebagai dasar negara.
"Bung Karno menggali Pancasila dari buminya Indonesia. Karena itulah Pancasila hadir sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara," tegas Presiden kelima Indonesia itu.
Bahkan, Mega juga menyebut, bahwa Sumpah Pemuda dan Pancasila, merupakan satu tarikan nafas perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bukan hanya itu saja, Mega pun mengungkapkan, banyak yang bertanya, mengapa dalam situasi yang serba sulit dan terjajah, para pendiri bangsa dapat menuangkan pemikiran terbaiknya bagi bangsa dan negara Indonesia.
"Hal ini sungguh berbeda dengan situasi saat ini, dimana negara seolah terbagi oleh berbagai kepentingan individu dan kepentingan egosektoral setiap lembaga negaranya," ungkap Mega.
Karena itu, lanjut Mega, guna menjalankan Pancasila sebagai praksis-ideologi dan katalis perubahan struktural masyarakat Indonesia, maka dibutuhkan 3 hal.
"Bangsa Indonesia harus memiliki tiga kesaktian (Trisakti) di tiga ranah perubahan sosial, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," pungkas Mega. (Dms/Mut)
Megawati: Sumpah Pemuda dan Pancasila Itu Satu Tarikan Nafas
Kedua falsafah berbangsa dan bernegara itu muncul karena digali para pendiri bangsa dari bumi Indonesia.
diperbarui 27 Okt 2015, 14:05 WIBDiterbitkan 27 Okt 2015, 14:05 WIB
Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri memberikan pidato politiknya saat hadir dalam seminar nasional dan bedah buku Revolusi Pancasila di JCC, Jakarta, Selasa (27/10). (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 Energi & TambangShell Dikabarkan Tutup Seluruh SPBU di Indonesia, Kenapa?
7 8 9 10
Berita Terbaru
Perbuatan AKP Dadang Tembak Rekannya Turunkan Marwah Kepolisian
Danau Sentani, Jejak Wisata Papua yang Tersembunyi
Jelang Masa Tenang, Ini Momen Pamungkas Kampanye Akbar Pasangan RIDO di Pilkada Jakarta 2024
Ingin Dapat Penghasilan Tambahan? Habib Novel Bagikan Kiat Rezeki Lancar dan Mudah
Putri Ariani Rilis Album Perdana Bertajuk “Evolve”, Peluncuran Eksklusif di Amerika Serikat
Intip, Jadwal Masa Tenang Pilkada 2024 dan Aturannya
Rekomendasi Destinasi Wisata di Pohuwato yang Kaya Sumber Daya Bawah Laut
Berawal dari Benturan Kendaraan, Lansia ini Tewas Dianiaya di Jakarta Timur
Penampilan Serba Hitam Song Hye Kyo dan Jennie BLACKPINK di Acara Pernikahan Picu Perdebatan Budaya
Simak, Tata Cara Mencoblos Pilkada 2024 dan Urutannya
Sholat Taubat Jangan Asal-asalan, Ini Tata Caranya agar Tobatnya Diterima
DPR Tunggu Pembahasan RUU Pemilu Terkait Usul KPU Jadi Ad Hoc