Liputan6.com, Jakarta Peluncuran Smart Transportation di Balaikota rupanya tidak lepas dari canda tawa. Hal ini muncul saat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membocorkan pembicaraannya dengan Dirut PT Transjakarta ANS Kosasih.
"Tadi Pak Kosasih bisik-bisik ke saya, kok MC-nya beda ya, Pak?, gitu katanya. Saya pikir, ini maksudnya apa gitu ya?," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Rabu 28 Oktober 2015.
Ucapan itu mulai mengundang tawa kecil dari para hadirin. Tak terkecuali, Kosasih yang jadi objek pembicaraan Ahok. Mendengar itu, Kosasih pun tersipu sambil menggelengkan kepala.
"Maksud saya, apa ini mesti dipasang aplikasi juga kalau begini? Supaya kita bisa gampang memonitor, apa yang terjadi kira-kira gitu ya," kata tambah Ahok.
Kali ini, tawa hadirin terdengar lebih lepas dari sebelumnya. Ahok lalu menyampaikan, Kosasih pun berkelakar bisa pasang aplikasi untuk mengetahui apakah MC dibayar oleh swasta atau Pemprov.
"Enggak, Pak. Ini bagian dari Abang None Jakarta. Saya jelasin," imbuh Ahok.
Sang MC berambut bondol yang berada di sudut ruangan itu pun tersenyum sambil mengangguk begitu Ahok menjelaskan sosok MC yang diketahui merupakan None dari Jakarta Timur itu.
Tak Takut Dipecat
Dirut PT Transjakarta ANS Kosasih merasa tidak takut dengan ancaman pencopotan jabatan yang kerap dilontarkan Ahok. Sebab, sejak memimpin PT Transjakarta berjalan dengan baik.
"Saya tidak merasa terancam dengan seleksi tersebut. Saya sendiri kan kuliah di Stanford University, Inggris. Direksi Transjakarta sendiri sudah diganti 2 kali kan, terakhir direktur keuangan. Sekarang kondisi SDM kita sudah oke," kata Kosasih di Balaikota, Jakarta, Rabu.
Kosasih merasa Transjakarta tidak dibangun dari nol. Ada 5.000 tenaga kerja dari Unit Pelayanan (UP) Transjakarta. Dengan begitu, dia hanya tinggal menempatkan orang-orang yang tepat sesuai dengan keahliannya.
"Saya sih tidak pernah takut diganti, karena kerja perusahaan yang saya pimpin itu positif," tambah Kosasih.
Saat ini Transjakarta telah mengangkut 100 juta penumpang per tahun. Belum lagi tarif murah Rp 3.500 yang telah disubsidi pemerintah sehingga dapat menjangkau semua kalangan.
Saat ini, berbagai perbaikan juga terus dilakukan. Perekrutan karyawan baru lulusan Singapura salah satunya. Ancaman Ahok akan memecat justru dijadikan motivasi untuk terus memperbaiki pelayanan.
"Bagi kami, masukan dari stakeholder adalah cambuk bagi. Kalau kami gak mau kerja, kami tentu enggak mau bikin aplikasi seperti ini. Jadi saya ingin masukan-masukan yang ada jadi masukan objektif," tutup Kosasih. (Ron/Nda)
Advertisement