Jokowi-KIH Segera Bertemu Bahas Reshuffle Kabinet?

Mengenai kapan tepatnya dan dimana pertemuan tersebut digelar, Pramono enggan menyampaikannya.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 04 Nov 2015, 14:14 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2015, 14:14 WIB
20151005- Pramono Anung-Jakarta
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mendatangi Gedung KPK, Jakarta, Senin (5/10/2015). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam waktu dekat akan bertemu dengan para ketua partai politik (Parpol) pendukung pemerintah yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Dikabarkan, pertemuan itu akan membicarkan perombakan atau reshuffle Kabinet Kerja.

Namun, Pramono menyatakan, pertemuan itu merupakan agenda rutin untuk membahas sejumlah hal yang terkait dengan program-program pemerintah dan mengenai situasi politik saat ini.

"Yang jelas dalam waktu dekat presiden akan bertemu dengan pimpinan partai KIH. Update beberapa hal terutama masalah APBN, kemudian juga perkembangan sosial politik dan juga pertemuan itu kan sudah dijadwalkan seharusnya tiap awal bulan, tapi ini kan hampir 2 bulan," ujar Pramono Anung di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (4/11/2015).

Mengenai kapan tepatnya dan dimana pertemuan tersebut digelar, Pramono enggan menyampaikannya. Menurutnya, penentuan tempat dan hari pertemuan sepenuhnya menjadi hak presiden. "Waktunya kapan, hanya presiden yang tahu dan yang mengatur," kata dia.

Terkait apakah rencana reshuffle atau perombakan kabinet jilid II yang rencananya juga akan dilakukan dalam waktu dekat ini juga akan dibahas, Pramono juga enggan menyampaikannya kepada awak media. Menurutnya, penentuan apakah ada menteri yang dicopot dari kabinet dan diganti oleh nama baru sepenuhnya menjadi hak prerogatif presiden.

"Apakah hak dan kewenangan itu (reshuffle) akan digunakan oleh presiden atau kapan, tentunya presiden dan wakil presiden yang tahu. Karena sistem kita adalah sistem presidensial yang dalam hal ini tentunya presiden akan memutuskan kapannya," ucap Pramono.

Namun demikian, bila reshuffle dilakukan, maka presiden akan melakukannya dengan pertimbangan yang matang. Salah satunya menilai kinerja dan opini yang berkembang di masyarakat.

"Presiden dari waktu ke waktu mendengarkan hal yang berkembang di masyarakat dan performance capaian dari masing-masing menteri dan beliau secara rutin juga dilaporkan baik oleh Seskab maupun Mensesneg mengenai hal yang berkaitan dengan kementerian," pungkas Pramono. (Ron/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya