Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada inisiator Kerapatan Gereja Protestan Minahasa Sulawesi Utara Bernard Wilhem Lapian. Lapian dinilai pantas dianugerahi gelar tersebut.
"Apa yang dilakukan BW Lapian puluhan tahun lalu itu harus menginspirasi kita semua, untuk melakukan yang terbaik demi Sulut yang lebih hebat," kata Bendahara Umum DPP PDIP yang kini mencalonkan diri sebagai Cagub Sulut, Olly Dondokambey, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/11/2015).
"Sebagai warga Sulut kita memberi apresiasi kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Bapak Presiden Joko Widodo yang menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada BW Lapian. Kita juga mengucapkan selamat kepada pihak keluarga," imbuh dia.
Baca Juga
Plakat tanda jasa untuk BW Lapian diberikan kepada ahli waris BW Lapian, yakni Louisa Magdalena Gandhi Lapian. Almarhum terlibat dalam peristiwa Merah Putih pada 14 Februari 1946 untuk merebut tangsi atau barak militer Belanda di Teling Manado.
Ia memimpin pasukan pemuda bersama Letkol Ch Taulu dan Serda SD Wuisan untuk merobek bagian biru bendera Belanda hingga berkibarlah bendera Merah Putih.
Pria kelahiran Kawangkoan, Sulut pada 30 Juni 1892 itu juga dikenal sebagai salah satu pendiri Gereja Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM).
Selain Lapiann, Presiden Jokowi juga menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 4 tokoh lain yang dianggap berjasa terhadap bangsa dan negara di Istana Negara, Jakarta.
Mereka, yakni mantan Ketua PB Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusumo, pahlawan Perang Puputan Bali yang juga Raja Badung I Gusti Ngurah Made Agung. Lalu pendiri Korps Brimob Komjen Pol M. Jasin dan pendiri Kosgoro Mas Isman.
Pemberian gelar tersebut sesuai dengan Keppres No 116/TK/Tahun 2015 tanggal 4 November 2015. (Ndy/Yus)