Liputan6.com, Batam - Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho yang diduga bergabung Negara Islam Irak-Suriah (ISIS), merupakan sosok yang ramah kepada warga sekitar. Hanya saja karena seorang pejabat masyarakat merasa segan.
"Dia itu seorang dikenal baik di lingkungan warga, kalau berpapasan dia terlebih dahulu (menyapa)," ucap Suroso, Ketua RT 02 RW 02, Kelurahan Sei Harapan, Kecamatan Sekupang saat ditemui Liputan6.com, Batam, Sabtu 7 November 2015 malam.
Suroso terakhir bertemu Djoko sebelum dikabarkan umrah pada akhir Agustus lalu. Djoko tidak ada kenduri syukuran atau berdoa bersama warga sebelum umrah.
"Kebiasaan warga sini kalau umrah jarang melakukan kumpul, enggak kayak melaksanakan ibadah haji ada kenduri (syukuran)," ucap dia.
Menurut dia, dirinya sudah lama mengenal Djoko. Selama ini tidak ada sikap yang aneh dari pejabat itu, dan tidak ada aktivitas mencurigakan.
"Dia itu seorang pejabat, seorang intelektual dan tidak mungkin dapat secepatnya terpengaruh. Tapi tidak tahu lewat jaringan internet," ujar Suroso.
Baca Juga
Menurut Suroso, dia bersama warga sekitar cukup terkejut ketika mendengar dugaan Djoko bergabung ISIS. Warga tidak menduga tetangganya itu dikabarkan bergabung dengan kelompok teroris di Suriah itu.
Beberapa hari yang lalu, kata Suroso, setelah pemeriksaan rumah Djoko oleh kepolisian, dia memanggil Rahmat, sopir Djoko untuk menanyakan keberadaan majikannya.
"Keberadaannya sekarang saya tidak tahu, cuma sebelum berangkat, Bapak pesan untuk merawat rumah dan mobil mau pergi umrah. Sementara itu 2 hari sebelumnya anak dan istrinya telah duluan berangkat sekitar akhir Agustus, itu yang dikatakan Rahmat kepada saya," ungkap Suroso.
Pantauan Liputan6.com, rumah Djoko terlihat sepi. Hanya terlihat 2 mobil terparkir di halaman rumah. Sementara sang sopir, Rahmat sekali-sekali mendatangi rumah majikannya itu. (Rmn/Ans)