Jokowi Ingatkan Menterinya Pakai Strategi 'Totok Nadi'

Jokowi mengimbau agar menteri dan para pejabat menjalin komunikasi dengan rakyat, agar mereka terlibat langsung memberi masukan.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 23 Nov 2015, 17:08 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2015, 17:08 WIB
20151106-Jokowi
Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Bogor - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat paripurna di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Dalam arahannya, Jokowi meminta agar ‎perencanaan program dan proyek pembangunan pada 2016 harus matang dan terintegrasi dengan baik.

"Satu garis lurus dengan Nawa Cita dan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah).‎ Seluruhnya untuk saling bekerja sama dan bersinergi karena pembangunan sifatnya lintas sektoral, lintas daerah, bahkan lintas negara. Jangan terjebak ego sektoral," imbau Presiden di Bogor, Senin (23/11/2015).

Presiden mengimbau agar para menteri dan kepala lembaga beserta jajarannya bekerja sebagai organisasi matriks, yang saling mendukung setiap mandatnya, serta menghindari 'tabrakan' antara kementerian dan lembaga.

"Pemerintah harus satu. Tidak boleh ada polemik di publik yang menggambarkan perbedaan satu kementerian dengan kementerian lain. Perbedaan hanya di ruangan, hanya di forum-forum kabinet. Saya harapkan betul-betul konsolidasi kementerian-lembaga harus betul-betul selesai," tegas Presiden.‎
‎
Untuk itu, Jokowi menginstruksikan agar konsolidasi di antara jajarannya harus selesai tahun depan dan menentukan prioritas, karena tidak mungkin semua dilakukan dalam waktu bersamaan.

"Kita harus melihat mana yang prioritas, mana yang strategis, mana yang berdampak luas pada rakyat dan mana yang prioritas kedua, ketiga, keempat," pinta dia.‎


Jokowi juga mengarahkan agar semua anggota kabinet dan lembaga pemerintah nonkementerian, tidak terus-menerus terjebak menyelesaikan hal-hal yang mendesak. Sebab, kondisi ini bisa membuat lupa hal-hal stretegis.

Presiden mengingatkan kembali strategi 'totok nadi' yang pernah disampaikan sebelumnya, yakni menentukan dan mengurai titik-titik strategis. Ini dilakukan agar dapat membuka peluang dan memecahkan sumbatan masalah-masalah besar.

"Kata kuncinya, para menteri dan kepala lembaga harus berani membuat terobosan, kreatif mencari cara baru. Jangan terjebak dengan business as usual," ujar Jokowi.

5 Hal Penting

Arahan lainnya, Jokowi mengimbau agar pemerintahannya menjalin komunikasi dengan rakyat, agar mereka terlibat langsung memberi masukan terhadap program-program pembangunan. Pemerintah juga harus melibatkan rakyat melakukan perubahan-perubahan yang menunjang pembangunan.

Presiden juga mengingatkan 5 hal pokok yang harus menjadi pegangan para anggota Kabinet Kerja. Pertama, masalah pertumbuhan ekonomi. Kedua, penyerapan tenaga kerja atau angka tenaga kerja.

Ketiga, masalah angka kemiskinan, keempat masalah inflasi yang menyangkut daya beli rakyat, dan kelima masalah rasio, kesenjangan, serta pendapatan.

"Ini yang harus dipegang 5 ini. Kita pontang panting semua kelihatan bagus, tapi kalau 5 ini tidak kepegang, tidak ada artinya," pungkas Jokowi. (Rmn/Sun)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya