Antisipasi Buruh Masuk Tol, Polisi Perketat Penjagaan

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, penjagaan ketat sudah terlihat di ruas Tol JORR (Jakarta Outer Ring Road).

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 24 Nov 2015, 10:07 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2015, 10:07 WIB
Demo buruh
Para buruh saat long march menuju Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2015). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi memperketat penjagaan di berbagai ruas tol di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk menghalau masa buruh yang akan melakukan aksi demo masuk ke tol.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, penjagaan ketat sudah terlihat di ruas Tol JORR (Jakarta Outer Ring Road).

Nampak hampir di semua pintu tol, petugas kepolisian dari Patroli Jalan Raya (PJR) telah bersiaga. Peningkatan penjagaan yang dilakukan petugas kepolisian ini tidak seperti hari-hari biasanya. Terpantau kepadatan kendaraan juga sudah terjadi sejak tadi pagi sekitar pukul 07.00 WIB karena banyak pengendara yang berangkat lebih awal dari biasanya.

"Kita kolaborasi dengan PJR dengan teman-teman wilayah polsek, polres dengan wilkum (wilayah hukum) masing-masing yang punya kendaraan untuk antisipasi teman-teman buruh mengarah ke tol," ujar Kabagops Polda Metro Jaya AKBP Sutimin saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (24/11/2015).


Menurut keterangan yang diberikan Sutimin, peningkatan penjagaan juga dilakukan di ruas tol lainnya. Selain JORR, ruas tol dalam kota menjadi fokus utama dari penjagaan kepolisian.

"Misal dari timur, mungkin masuk Cawang atau Semanggi, dan yang dari barat itu mungkin bisa masuk di Semanggi 1 dan Semanggi 2, juga pintu Tebet. Kemungkinan pintu ke luar buat masuk kan bisa terjadi," lanjut Sutimin.

Sutimin juga mengimbau kepada buruh agar tidak melakukan blokade jalan. Untuk itu tahap antisipasi dini telah dilakukan oleh jajaran kepolisian.

"Seksi sekali manakala yang berkaitan dengan akses tol di mana mengarah ke bandara. Karena itu salah satu pintu gerbang menuju Indonesia. Jadi harus dijaga. Jangan sampai negara lain memandang Indonesia terganggu karena budaya aksi atau perilaku menyampaikan pendapat yang seperti itu," pungkas Sutimin. (Nil/Bob)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya