Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura (AP) II mengidentifikasi 10 besar kasus yang sering diadukan para konsumen. Langkah ini dilakukan dengan menggandeng Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YKLI). Posisi kasus bagasi hilang atau rusak menempati urutan teratas.
"Setelah bagasi hilang atau rusak, kami mengidentifikasi ada sembilan keluhan atau kasus yang diadukan para penumpang," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Budi Karya, di kantornya, Rabu (6/1/2016).
Keluhan-keluhan itu antara lain taksi gelap, parkir, fasilitas troli, asap rokok di bandara, toilet, kursi tunggu, petugas tidak responsif, porter nakal, serta adanya calo tiket yang berkeliaran di Bandara Soekarno Hatta.
Untuk menangani keluhan tersebut, AP II bersama para stake holder, lalu Polres Bandara Soetta dan TNI, terus melakukan upaya perbaikan. Dalam kurun waktu dari bulan Mei 2015, sudah ada beberapa kegiatan untuk langkah perbaikan.
Antara lain seperti penanganan taksi gelap yang sebelumnya dikoordinasi oleh lembaga tidak jelas, sekarang sudah dikelola oleh sebuah perusahaan yang diketahui atau disetujui oleh PT AP II. Sehingga sudah ada jaminan, bila jumlah taksi gelap sudah tidak ada lagi.
Kemudian untuk troli juga sudah dibenahi keberadaannya dan ditambah jumlahnya. "Lalu, soal larangan merokok juga sudah diimbau oleh costumer service kami. Ruang layanan publik juga sudah jauh lebih baik," kata Budi Karya.
Baca Juga
Pembenahan pelayanan terkait bagasi sebetulnya bukan hanya urusan AP II saja, melainkan juga melibatkan pihak eksternal, yakni maskapai dan juga ground handling.
Sumber daya porter dan juga ketersediaan parkir juga sudah diupayakan jauh lebih baik dari beberapa bulan sebelumnnya. Lalu pada Oktober, AP II bersama Polres Bandara Soetta melakukan pendalaman.
"Jujur, di lapangan kami sering mendapatkan laporan kehilangan. Maka kami lakukan penyelidikan lebih lanjut, siapa yang melakukan, apa saja yang dilakukan, apa saja yang hilang, semua kami selidiki lebih mendalam," tutur Budi Karya.
Dari hasil penyelidikan ini, November lalu ada laporan kembali mengenai kehilangan barang di bagasi. Kemudian dari CCTV berhasil diamati pada kelompok yang melakukan tindakan kriminal tersebut. Setelah itu, oleh pihak AP II dilaporkan kepada Polresta Bandara Soetta.
"Dari rekaman tersebut langsung kita ada niatan untuk operasi tangkap tangan. Butuh waktu memang, tapi akhirnya kami berhasil mengungkapnya," ujar pria berkacamata itu.
Menurut Budi, beberapa hari ramai di media ini adalah hasil dari operasi tangkap tangan yang dilakukan atas kerja sama AP II, Polresta Bandara Soetta, dan sejumlah stake holder lainnya.
Kapolres Bandara Soetta Kombes Pol Roycke Langie mengatakan kejadian ini memang berdasarkan hasil laporan dari AP II. "Sehingga dari laporan ini menjadi acuan kami melangkah dalam penyidikan," ujarnya.
Hingga akhirnya dikembangkan, barulah pada 30 Desember berhasil ditangkap empat orang tersangka. "Ini sangat meresahkan masyarakat, maka akan kami ungkap sampai dengan ke akarnya," kata Roycke.