Rentetan Bom di Jakarta

Bom Sarinah menambah daftar rentetan teror di Jakarta. Pada tahun-tahun sebelumnya, Ibu Kota pun pernah mengalami hal demikian.

oleh Muhammad Ali diperbarui 14 Jan 2016, 22:06 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2016, 22:06 WIB
20160114-Awak Media Lari Kocar-kacir di Sarinah-Jakarta
Sejumlah warga lari berhamburan seusai mendengar isu bom yang akan kembali meledak pasca terjadinya ledakan yang terjadi di Pos polisi dekat pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta dirundung duka setelah 5 orang bersenjata dan membawa bom melakukan aksi teror di Sarinah, Jakarta Pusat. Sebanyak 7 orang tewas dalam kejadian tersebut sedangkan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Kejadian ini menambah daftar panjang aksi teror bom yang melanda Jakarta. Pada tahun-tahun sebelumnya, Ibu Kota pun pernah mengalami hal demikian.

Seperti yang terjadi pada 2000. Sebuah ledakan bom mengguncang Bursa Efek Jakarta (BEJ), Jalan Sudirman, Jakarta Selatan. Selain itu, ledakan juga terjadi saat malam Natal.

Berikut rentetan bom dahsyat di Jakarta yang dihimpun Liputan6.com, Kamis (14/1/2016):

1. Malam Natal

Pada malam Natal 24 Desember 2000, terjadi serentetan serangan bom di sejumlah gereja di Indonesia. Serangan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok Jamaah Islamiyah.

Sejumlah daerah diteror pada malam tersebut. Yaitu Batam (2 gereja), Pekanbaru (2 gereja), Jakarta (3 gereja) Pangandaran (1 gereja), Bandung (2 gereja), Mojokerto (1 gereja), dan Mataram (1 gereja). 

Dalam kejadian ini korban keseluruhan mencapai 29 orang tewas dan 95 orang luka berat. Sedangkan korban tewas di Jakarta 3 berjumlah orang. 

Bursa Efek Jakarta

2. Bursa Efek Jakarta (BEJ)

Serentetan bom sempat terjadi di Ibu Kota, di antaranya bom di Bursa Efek hingga bom di Kawasan Mega Kuningan.

Bom Bursa Efek Jakarta adalah serangan teroris terhadap Bursa Efek Jakarta pada 14 September 2000 (sehari sebelum pembukaan Olimpiade musim panas 2000). Bom mobil meledak di ruang bawah tanah Bursa Efek Jakarta, menjalankan rentetan ledakan.

3. Kedubes Filipina

Bom Kedubes Filipina terjadi di Kedutaan Besar Filipina, Jakarta, Indonesia pada 1 Agustus 2001. Bom meledak dari sebuah mobil dan motor yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat.

2 orang tewas dan 19 orang terluka. Abdul Jabar bin Ahmad Kandai (divonis penjara 30 tahun), Fatur Rahman Al-Ghozi dan Edi Setiono terluka.

4. Hotel JW Marriott

Hotel JW Marriott pernah menjadi target bom bunuh diri pada 5 Agustus 2003 yang memakan korban tewas 12 orang dan 150 orang luka-luka. Polri mengumumkan identitas kedua pelaku bom bunuh diri, yaitu Dani Dwi Permana asal Bogor dan Nana Ikhwan Maulana asal Pandeglang.

Polisi mengaku mendeteksi ada 11 orang yang diduga terlibat dalam pengeboman tersebut, termasuk Noordin M Top sebagai otak pelaku utama dan Ibrohim sebagai orang dalam di Hotel Ritz-Carlton yang menyelundupkan bom ke dalam hotel. Polisi berhasil menangkap atau menembak mati sejumlah tersangka pelaku pengeboman lainnya, walaupun masih ada beberapa aktor yang buron.

Kedubes Australia

5. Kedubes Australia

Ledakan bom di depan kedubes Australia di Jakarta. (Wikipedia)

Pengeboman Kedubes Australia 2004 atau yang biasanya disebut Bom Kuningan terjadi pada 9 September 2004 di Jakarta. Ini merupakan aksi terorisme besar ketiga yang ditujukan terhadap Australia yang terjadi di Indonesia setelah Bom Bali 2002 dan Bom JW Marriott 2003.

Sebuah bom mobil meledak di depan Kedutaan Besar Australia pada pukul 10.30 WIB di kawasan Kuningan, Jakarta. Jumlah korban jiwa tidak begitu jelas - pihak Indonesia berhasil mengidentifikasi 9 orang namun pihak Australia menyebut angka 11.

Di antara korban yang meninggal adalah satpam-satpam Kedubes, pemohon visa, staf Kedubes serta warga yang berada di sekitar tempat kejadian saat bom tersebut meledak. Tidak ada warga Australia yang meninggal dalam kejadian ini. Beberapa bangunan-bangunan di sekitar tempat kejadian juga mengalami kerusakan.

6. Hotel JW Marriott

Bom Jakarta 2009 (disebut juga Bom Mega Kuningan 2009) adalah peristiwa ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton di kawasan Mega Kuningan, kota Jakarta Selatan.

Peristiwa bom bunuh diri tersebut menewaskan 9 orang korban dan melukai lebih dari 50 orang lainnya, baik warga Indonesia maupun warga asing.

Selain dua bom rakitan berdaya ledak rendah yang meledak tersebut, sebuah bom serupa yang tidak meledak ditemukan di kamar 1808 Hotel JW Marriott yang ditempati sejak dua hari sebelumnya oleh tamu hotel yang diduga sebagai pelaku pengeboman.

Peristiwa ini terjadi sembilan hari sesudah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Indonesia serta 2 hari sebelum rencana kedatangan tim sepak bola Manchester United di Hotel Ritz-Carlton yang akan melakukan pertandingan dengan tim Indonesian All Star pada 20 Juli 2009. Sementara itu, tim Indonesian All Star yang sedang menginap di Hotel JW Marriott selamat dari bom.

Sarinah

7. Sarinah

Sejumlah Petugas saat memproses evakuasi mayat korban ledakan bom di pos pol sarinah, Jakarta, Kamis, (14/1/2016). Beberapa ledakan dan suara senjata api terjadi di pusat ibukota. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sejumlah ledakan dan baku tembak terjadi di Kompleks Sarinah, Jakarta Pusat. Kejadian tersebut berlangsung pada Kamis (14/1/2016)

Total jumlah korban luka dan tewas akibat serangan teroris di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat hingga saat ini berjumlah 31 orang. Tujuh di antaranya tewas dan sedang dalam proses autopsi di RS Polri dokter Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Sementara 24 korban luka lainnya, kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal, tersebar di sejumlah rumah sakit di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

"Total korban 31 ya. Seperti yang sudah diketahui 7 meninggal saat insiden tadi dan 24 lainnya berada di beberapa rumah sakit dan masih menjalani perawatan," beber Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya