Puluhan Mantan Gafatar Tempati Rumah Singgah Kota Tangsel

Setidaknya ada 9 kamar berukuran sekitar 5 meter yang bisa diisi 2 kasur berukuran besar dan diisi 3 kepala keluarga.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 27 Jan 2016, 06:07 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2016, 06:07 WIB
Penampungan Gafatar di Tangerang Selatan
Penampungan Gafatar di Tangerang Selatan (Liputan6.com/ Pramitha Tristiawati)

Liputan6.com, Tangerang - Setelah dipulangkan dari Kalimantan ke Jakarta pada pada Sabtu 23 Januari, sebanyak 78 anggota eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ditampung di Rumah Singgah Pemkot di Jalan Masjid Al-Luthfi RT 02/02 Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu.

"Dari data Kementerian Sosial (Kemensos), sebanyak 34 di antaranya adalah warga Tangsel. Kemudian ada pula sekitar 40 warga Tangsel yang ikut rombongan ke Rumah Singgah milik Provinsi Banten, sedang kami jemput hari ini. Jadi total ada 78 warga eks Gafatar yang akan menempati Rumah Singgah Kota Tangsel," papar Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Tangsel, Purnama Wijaya, Selasa 26 Januari 2016.

Selama ditempatkan di rumah singgah tersebut, warga eks Gafatar tersebut menempati beberapa bangunan yang disediakan. Setidaknya ada 9 kamar berukuran sekitar 5 meter yang bisa diisi 2 kasur berukuran besar, sehingga mampu menampung 2-3 kepala keluarga.

Lalu ada 1 ruang dikhususkan untuk musala dan dapur. Ada juga aula besar yang juga dipakai tidur dan bercengkerama para mantan Gafatar tersebut.

"Di ruang tengah ini biasa mereka kumpul dan nonton televisi. Kalau untuk bapak-bapaknya juga tidur di sini, sebagian yang punya balita atau anak kecil kami sediakan tidur di kamar," kata Purnama.

Sesekali, sanak keluarga dari mantan anggota Gafatar ini datang berkunjung. Mereka terlihat akrab bercengkrama, menceritakan apa saja yang sudah terjadi di Kalimantan Barat, hingga makan bekal bersama yang dibawakan keluarga.

Menurut Purnama, setidaknya, sampai 4 hari ke depan warga Tangsel ini akan ditampung di tempat tersebut. "Mereka akan tetap di sini sementara waktu, sampai mereka bisa memulihkan pikiran dan mendapatkan ketenangan. Dan jauh dari rasa trauma," kata dia.

Ditemui di tempat yang sama, Kapolres Kota Tangsel AKBP Ayi Supardan mengatakan, langkah selanjutnya yang akan diambil pihak kepolisian adalah menginventarisir mantan Gafatar ini.

"Mereka akan kami lihat kembali KTP nya, kalau yang sudah ber KTP Kalimantan, maka akan kami identifikasi dan datanya akan dicocokan dengan RT/RW serta kelurahan tempat tinggal yang diakui mereka," papar Ayi.

Airin Minta Anak Eks Gafatar Kembali Sekolah

Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany memastikan, tidak akan ada diskriminasi atau pembedaan atas warganya yang pernah bergabung dalam Gafatar. Dia  memerintahkan agar warga tersebut kembali mengurus segala administrasi kependudukannya sesuai domisili atau alamat tinggal.

"Tidak ada diskriminasi, saya ingatkan kembali, tidak boleh ada pembeda-bedaan yang akan diterima. Mereka sama, sama-sama warga Kota Tangsel, warga saya," tutur Airin saat mengunjungi Rumah Singgah Dinsosnakertrans di Jalan Masjid Al-Luthfi RT 02/02 Kelurahan Kademangan Kecamatan Setu, Selasa.

Menurut dia, opini yang berkembang di masyarakat saat ini hanyalah kesalahpahaman saja. Sebab, dari hasil wanita berjilbab itu berdialog, tujuan mantan Gafatar ke Kalimantan ini hanya untuk memperbaiki nasib. Mencari mata pencarian yang lebih baik dari sekedar di kota.

Dia akan menginstruksikan ke camat, lurah, hingga RT/RW agar tidak melakukan hal-hal yang memancing tindakan diskriminasi. Justru, mereka harus diterima sebagaimana warga Tangsel pada umumnya.

Kalaupun yang masih punya keluarga, Airin mempersilakan mereka berkumpul dengan keluarga. Atau kalaupun rumah dan tanahnya sudah dijual untuk modal di Kalimantan, maka akan dicarikan solusinya, seperti mencarikan kontrakan atau asrama.

Dan, bila ada anaknya yang putus sekolah lantaran mengikuti orangtua pindah ke Kalimantan, Airin meminta sang orangtua datang kembali ke sekolah terdahulu, untuk memasukan kembali anaknya ke bangku sekolah. "Pendidikan itu penting, silakan orangtua kembali datangi sekolah lama anaknya. Sekolah di sini kan gratis, jadi enggak ada alasan lagi," tegas dia.

Meski sudah ada beberapa mantan Gafatar asal Tangsel yang sudah minta pulang ke rumah sanak keluarganya, Airin meminta mereka untuk tetap di Rumah Singgah Dinsosnaker terlebih dulu. Sampai ada arahan kembali dari pemerintah pusat.

"Sabar ya, kita ikuti dulu saja. Pemerintah pasti bertujuan baik, sementara warga Tangsel di sini akan diberikan berbagai pelatihan keterampilan," ujar Airin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya