Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah bocah berpakaian serba putih lengkap dengan kopiahnya berjalan di gang sempit di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Bersama sang ibu, mereka sesekali melompat dan becanda.
Mereka tidak peduli dengan keberadaan kafe-kafe di gang yang hanya muat untuk 1 orang itu. Mereka hanya ingin pergi ke sekolah dan bermain bersama temannya.
Ya, sekolah bocah-bocah itu berada di tengah kawasan prostitusi Kalijodo. Mereka bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ada di samping Majelis Taklim Al-Muttaqin. Lokasi yang rencananya digusur Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.
Pagi hari, saat mereka pergi ke PAUD, gang-gang di Kalijodo masih sepi. Jam yang terlalu pagi untuk para pekerja malam mulai beraktivitas.
Baca Juga
Namun sepulang sekolah, pemandangan jalan yang mereka lalui berubah. Beberapa muncikari dan pekerja seks komersil duduk santai di depan kafe-kafe yang setengah dibuka.
Pemandangan ini sudah biasa dilihat oleh anak-anak tersebut. Mereka besar di antara dentuman musik, wanita berpakaian minim, pria-pria kesepian, dan minuman keras.
Terlebih, beberapa di antaranya tinggal di rumah yang bersebelahan dengan kafe.
Saat Liputan6.com bertanya kepada orangtua bocah-bocah itu, tidak ada jawaban yang keluar dari mulut. Mereka hanya membalas dengan senyum dan tawa cekikikan. Mereka lalu bergegas menuju rumah masing-masing.