Liputan6.com, Jakarta - Pelarian narapidana kasus pencucian uang dan pembalakan liar, Labora Sitorus berakhir sudah. Pria yang juga terjerat rekening gendut polisi itu menyerahkan diri seorang diri dengan mendatangi Polres Sorong menggunakan ojek pada Senin pagi sekitar pukul 03.30 WIT.
"Kebetulan Kapolres Sorong kan juga tidur di kantor. Jadi, LS langsung bertemu dengan Pak Kapolres. Dia naik ojek ke polres sendiri," kata Kalapas Sorong Maliki Hasan kepada Liputan6.com, Senin (7/3/2016).
Dalam pemeriksaannya, Labora mengaku berada di rumah selama 2 hari saat dicari polisi yang akan mengeksekusinya ke Lapas Sorong.
Advertisement
"Rumahnya kan banyak, nah mungkin dia berada di salah satu rumahnya itu di Sorong," tutur Maliki Hasan.
Soal isu Labora bersembunyi di ruang bawah tanah, Maliki juga membantah. "Kami sudah periksa rumah LS di Tampa Garam, enggak ada ruang bawah tanah tuh," ujar Maliki.
Sebelumnya, Labora telah divonis 15 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar pada 17 September 2014. Dia dinyatakan terbukti bersalah dalam kasus tindak pidana pencucian uang karena kepemilikan dana di rekening bank sebesar Rp 1,5 triliun. Namun sejak vonis dijatuhkan, Labora sulit dieksekusi dan memilih tinggal di rumahnya.
Labora sempat ditahan di Lapas Sorong. Dia lalu diizinkan keluar karena menjalani perawatan akibat sakit yang dideritanya. Namun, Labora tidak kembali ke tahanan.
Kementerian Hukum dan HAM akan mengeksekusi dan membawa Labora ke Lapas Cipinang, Jakarta, Jumat 4 Maret 2016 pagi. Eksekusi ini berlangsung di rumah milik Labora di Tampa Garam, Kecamatan Rufei, Sorong, Papua Barat.
Tim Kementerian Hukum dan HAM dikawal ratusan aparat Polres Sorong Kota dan Brimob Polda Papua Barat. Namun, tim eksekusi dan aparat kepolisian tidak berhasil menemukan Labora Sitorus di kediamannya.
Langsung ke Cipinang
Tak mau kecolongan lagi, Labora pun tak dibiarkan berlama-lama di Papua dan segera dieksekusi ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang, Jakarta.
Labora dibawa ke Lapas Cipinang menggunakan pesawat Nam Air nomor penerbangan 9587 sekitar pukul 11.00 WIT dari Bandara Dominique Edward Osok, atau dikenal juga sebagai Bandar Udara Sorong, Papua Barat.
Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Royke Lumowa mengatakan Labora dikawal 4 anggota Brimob dari Kelapa Dua, Jakarta, yang memang datang khusus untuk mengawal Labora.
"Labora langsung akan ke Cipinang dalam pengawalan khusus," kata Royke.
Dalam eksekusi itu, Labora juga didampingi istrinya dan ajudan pribadinya. "Labora tampak tenang dan stabil," ucap Lumowa.
Sementara Kepala Biro Humas Kementerian Hukum dan HAM, Effendy Paranginangin mengatakan, Labora dibawa ke Jakarta untuk dijebloskan ke Lapas Cipinang, Jakarta, usai menyerahkan diri di Polres Sorong, Papua Barat.
"Kita dapat info, tadi sudah terbang," ujar Effendy dalam jumpa pers di Kemenkuham, Jakarta, Senin siang.
Dia menjelaskan, usai turun di Bandara Soetta, Labora akan langsung digiring ke Lapas Cipinang. "Teman-teman di Lapas Cipinang sudah menyiapkan segala sesuatu di bawah Ditjen PAS dan Kanwil DKI," ujar dia.
Dia juga menegaskan, Labora tidak akan mendapat perlakuan istimewa saat menghuni Lapas Cipinang. "Kami laporkan, tidak ada satu perbuatan istimewa pada Labora. Dia sama seperti terpidana lain," kata Effendy.
"Jadi tidak ada yang diistimewakan. Tindak lanjut terhadap yang bersangkutan sama seperti yang biasa," sambung dia.
Effendy menjelaskan, sebelum benar-benar menempati sel di Lapas Cipinang, Labora akan menjalani serangkaian prosedur. Di antaranya pengecekan kesehatan.
"Kalau sakit tidak bisa langsung ditempatkan. Kalau sehat baru ditempatkan sesuai SOP," ujar dia.
Meski begitu, Effendy belum bisa menjelaskan, apakah Labora akan menjalani isolasi terlebih dulu atau tidak.
Tiba di Lapas Cipinang
Pada Senin siang, Labora tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) Kota Tangerang, Banten. Dengan pesawat Nam Air nomor penerbangan 9587 dari Sorong Papua Barat, Labora tiba sekitar pukul 13.43 WIB di Terminal 1.
Labora dikawal ketat anggota Brimob sejak dari Bandara Sorong. Labora mengenakan topi hitam dan kaos kerah bermotif hitam-abu. Istri Labora pun ikut dalam rombongan tersebut.
Saat pesawat tiba di Bandara Soetta, 10 anggota Brimob langsung menjemputnya di Apron Terminal 1. Dia dibawa ke dalam kendaraan tahanan Trans Pas dengan nomor polisi B 7767 JO langsung melalui jalur kargo.
Sekitar pukul 15.05 WIB, Labora tiba di Lapas Cipinang. Bus langsung memasuki gerbang lapas. Kepala Lapas Cipinang Edi Kurniadi mengatakan pihaknya sudah menyiapkan sel yang nantinya dihuni mantan polisi berpangkat brigadir ini.
"Semuanya sudah kami siapkan," ujar Edi.
Berdasarkan foto yang diterima Liputan6.com dari Kementerian Hukum dan HAM, Labora sempat diperiksa kesehatannya sebelum dimasukkan ke dalam sel. Dirjen Pemasyarakatan I Wayan Kusmiantha Dusak yang hadir di LP Cipinang menyatakan Labora dalam keadaan baik-baik saja.
"Dari pengamatan sementara, dia baik-baik saja. Tapi belum tentu sehat. Ini kan belum ada uji labnya. Medical record-nya pun belum kita terima," ujar Dusak di LP Cipinang.
Dia menegaskan pentingnya uji lab untuk mengetahui bahwa Labora benar-benar memiliki penyakit. Seperti diketahui, Labora acap kali meminta izin surat sakit dan alasan itu pula yang dimanfaatkannya untuk melarikan diri.
"Ya besok uji labnya. Namanya orang, kan bisa saja mengaku sakit, tapi perlu diuji kebenarannya," tutur Dusak.
Tempati Sel Isolasi
Dusak juga mengatakan, Labora akan ditempatkan di sel isolasi. "Dia akan ditempatkan di sel khusus A 109, di mana satu orang satu kamar. Sel isolasi-lah ini," ujar Dusak.
Dia menjelaskan nantinya akan ada pengamanan berbeda bagi Labora, utamanya saat berada di sel isolasi tersebut.
"Pengamanan itu pasti 24 jam, tidak mungkin 12 jam, itu semuanya sama. Tapi pengamanannya berbeda, di mana ada petugas khusus yang menjaga dia," ujar Dusak.
Dia membantah bila penempatan sel khusus bagi Labora adalah sesuatu yang spesial. "Ini khusus bukan berarti mendapatkan hal yang spesial. Memang namanya sel isolasi itu kan sel khusus," ujar Dusak.
Dia memastikan bahwa untuk saat ini Labora sudah jelas akan menempati Lapas Cipinang untuk melanjutkan masa hukumannya. Belum ada pikiran untuk memindahkan Labora ke tempat lain, seperti ke Lapas Kelas III Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang diusulkan sejumlah pihak.
Lapas Gunung Sindur merupakan penjara khusus bagi para bandar narkoba kelas kakap yang dilengkapi dengan penjagaan super ketat. Lapas ini menerapkan penjagaan maksimum dan berlapis dari kementerian, BNN, dan Polri.
"Dari awal dia kasusnya sakit, di Sindur cukup jauh dari sini. Kalau dibawa RS jauh. Di sini kami punya RS Pengayoman di Cipinang. Kalau tidak perlu penanganan, mungkin kami tempatkan di Sindur," ujar dia.
"Sekarang itu tidak akan ada izin keluar ke rumah sakit. Kalau sakit, kami bawa ke RS Pengayoman milik Kemenkumham di samping Cipinang ini," tutup Dusak.
Yang jelas, Labora kini sudah jauh dari tempat tinggalnya di Papua. Tak ada lagi massa yang akan melindungi, dan yang pasti dia tak akan mudah lagi main 'kucing-kucingan' keluar lapas dengan alasan sakit atau alasan lainnya. Semoga saja Labora betah dengan 'rumah' barunya, sehingga tak lagi membuat malu aparat penegak hukum karena ulahnya.
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar mulai pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.