Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Bulan dan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menilai presiden kedua RI, Soeharto, pantas diberi gelar pahlawan nasional.
"Bagi saya, semua bekas presiden layak diberi gelar pahlawan nasional. Kalau Pak Harto diberi pahlawan nasional saya setuju," kata Yusril kepada Liputan6.com, di kantornya, Jakarta, Senin (23/5/2016).
Kendati banyak yang menyebut Soeharto sebagai pemimpin diktator dan mempunyai rekam jejak kurang baik dalam bidang HAM, Yusril tetap menganggap keputusan yang dibuat oleh Soeharto saat itu adalah yang terbaik.
"Tiap pemimpin itu merupakan pemimpin di zamannya masing-masing. Tidak ada pemimpin yang cocok di zaman lain. Apa yang dilakukan Pak Harto di zamannya adalah yang terbaik," kata dia.
Baca Juga
Namun demikian, untuk memberikan gelar pahlawan kepada Soeharto, pemerintah tetap harus mempertimbangkan kapan waktu yang paling tepat. Menurut dia, pemerintahan saat ini harus melihat psikologi masyarakat sebelum memberi gelar tersebut.
"Misal Bung Karno. Baru beberapa tahun lalu di era Presiden SBY diberi gelar pahlawan nasional. Sebelumnya hanya pahlawan proklamator. Kalau tahun 1971 diberikan (gelar pahlawan nasional), kan tidak mungkin. Ada psikologis masyarakat," tutur dia.
Yusril juga mencontohkan Perdana Menteri Indonesia ke-5 Mohamad Natsir. Ia pernah dicap sebagai pemberontak karena terus mengkritik pemerintah. Namun, pada 10 November 2008, di masa Presiden SBY, ia mendapat gelar pahlawan nasional.
Yusril mengatakan, Presiden Jokowi harus pintar membaca kondisi psikologis masyarakat bila mau memberi gelar pahlawan nasional pada Soeharto.
"Terserah Presiden saat ini (kapan mau diberikan gelarnya). Apa yang jadi keputusan Presiden pasti akan ada pro dan kontra. Saya tidak akan ajari Presiden Jokowi. Tapi kalau ditanya ke saya, layak saja," ucap Yusril.