Ratusan Pilot di Indonesia Masih Nganggur, Kenapa?

Saat ini terdapat 450 pilot fresh graduate yang belum bekerja di maskapai penerbangan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 02 Jun 2016, 12:30 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2016, 12:30 WIB
Ratusan Pilot di Indonesia Masih Nganggur, Kenapa?
Saat ini terdapat 450 pilot fresh graduate yang belum bekerja di maskapai penerbangan. (Switzy Sabandar/Liputan6.com)

Liputan6.com, Yogyakarta - Ternyata ada ratusan pilot di Indonesia yang masih menganggur. Padahal kebutuhan akan pilot tinggi seiring peningkatan sektor penerbangan tanah air.

Rupanya mereka yang menganggur merupakan pilot fresh graduate. Pilot-pilot ini belum mendapatkan pekerjaan lantaran tak memiliki kualifikasi penerbang seperti yang diminta operator atau maskapai penerbangan.

Berdasarkan data Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Perhubungan Udara, sampai saat ini terdapat 450 pilot fresh graduate yang belum bekerja di maskapai penerbangan.

Mereka merupakan lulusan dari 23 sekolah penerbang yang ada di Indonesia. Setiap tahun lahir 65 pilot baru di Indonesia. Sedangkan jumlah pilot yang tercatat saat ini sebanyak 7.150 orang dan melayani penerbangan dalam dan luar negeri.

Hal ini disampaikan dalam jumpa pers Indonesia Civil Aviation Training Seminar (ICATS) bertajuk Aviation Regulatory, Industry and Training Provider Institusional Strengthening Cooperation Programs di Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta.

"Sekolah penerbang tidak mengajarkan kualifikasi yang diminta oleh airline," ujar Kepala PPSDM Perhubungan Udara Yuli Sudoso Hastono di Yogyakarta, Kamis (2/6/2016).

"Padahal kalau menerbangkan pesawat ada type rating-nya, misal menerbangkan air bus atau boeing 737 berbeda dengan jenis yang lain," sambung dia.

Dia mengatakan, pembelajaran penerbangan sesuai tipe pesawat membutuhkan waktu serta biaya tinggi. Sehingga yang diajarkan di sekolah hanya ilmu dan teknis dasar.

Namun, menurut dia, beberapa operator sudah memiliki kebijakan untuk menyekolahkan penerbangnya sesuai dengan tipe pesawat.

"Type rating pesawat itu juga tergantung dari pihak airline karena jenis pesawat yang dimiliki berbeda-beda," tutur Yuli.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya