Dinkes Depok Soal Kasus HMPV: Warga Jangan Panik dan Tetap Waspada

Mary menjelaskan, penyakit HMPV memiliki kemiripan dengan Covid-19 namun tidak separah penyakit tersebut.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 15 Jan 2025, 09:44 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2025, 09:44 WIB
Depok
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati saat ditemui Liputan6.com, Balai Kota Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)... Selengkapnya

 

 

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok meminta masyarakat tidak panik dan tetap waspada terhadap virus Human Metapneumovirus (HMPV). Saat ini Kota Depok masih nol kasus dan masyarakat tetap melaksanakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, HMPV merupakan salah satu virus yang menularkan. Penularan HMPV melalui percikan air ludah atau droplet, pada waktu pasien yang sakit batuk, bersin atau bersentuhan tangan.

“Penyakit tersebut dapat menularkan melalui kontak dengan barang yang terkontaminasi orang yang sakit, itu bisa tertular,” ujar Mary saat ditemui Liputan6.com, di Balai Kota Depok, Rabu (15/1/2025).

Mary menjelaskan, penyakit HMPV memiliki kemiripan dengan Covid-19 namun tidak separah penyakit tersebut. Mary meminta masyarakat tidak cemas namun perlu meningkatkan kewaspadaan untuk tidak tertular HMPV.

“Eggak parah sebenarnya, tapi ya kita tetap waspada kalau terkena sama yang punya komorbid yang imunnya rendah, bisa jadi parah juga,” jelas Mary.

Orang yang memiliki komorbid terkena HMPV akan mengalami sesak nafas. Penyakit tersebut berbeda dengan flu biasa. Dinkes Kota Depok meminta masyarakat tidak panik dan tetap waspada untuk mencegah tertular HMPV.

“Pada tahap atau pada kasus yang masih masa inkubasinya (penyembuhan) 3 sampai 6 hari, ketika misalnya ada yang sakit kemudian kita kontak, ya kita bisa kena ketularan itu antara 3 sampai 6 hari setelah kita kontak dengan pasien sakit,” terang Mary.

Mary menegaskan, masyarakat yang terkena HMPV masa penyembuhannya tergantung dari tingkat terpaparnya. Apabila HMPV terdeteksi sejak awal, maka masa penyembuhannya dapat disembuhkan dalam waktu tidak lama.

“Enggak usah panik tapi tetap waspada, caranya dengan menjaga PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat),” ucap Mary.

Pada masa pandemi Covid-19 memberikan pelajaran kepada masyarakat untuk menerapkan PHBS. Hal itu pun dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan HMPV, seperti menggunakan masker, mencuci tangan, makan gizi yang seimbang dan istirahat yang teratur, berolahraga, serta menghindari stress.

“Kalau HMPV sementara belum ada ya di Depok, belum ada laporannya,” kata Mary.

Mary mengungkapkan, Dinkes Kota Depok berupaya melakukan pencegahan dengan sosialisasi hingga melakukan surveilans Influenza-Like Illness (ILI). Hal itu untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya pasien terkena HMPV.

“Surveilens ILI tetap dijalankan untuk memantau, memastikan bahwa ini flu biasa bukan HMPV,” ungkap Mary.

 

 

HMPV Sudah Masuk Indonesia

Kenapa Kasus Mpox di Asia Relatif Rendah? Menkes Budi Gunadi Ungkap Alasannya
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin sebut kasus Mpox di Asia relatif rendah, kok bisa? Jakarta (12/9/2024). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.... Selengkapnya

Sebelumnya, Virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang dikabarkan merebak di Cina, sudah ada di Indonesia. Hal tersebut sebagaimana yang telah dirilis oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melalui beberapa media. PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daop) 9 Jember mengimbau agar para penumpang kereta api untuk tidak khawatir.

“Menanggapi dengan adanya virus HMPV yang masuk ke Indonesia, hingga saat ini pemerintah belum mengeluarkan aturan terbaru untuk naik kereta api. Jadi aturan naik kereta api masih sama seperti yang berlaku sekarang,” kata Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, Kamis (9/1/2025).

Untuk naik kereta api, penumpang cukup memiliki tiket yang sesuai dengan identitas diri dan memilih rute sesuai dengan tujuan. Penumpang tidak perlu membawa hasil tes covid-19, sertifikat vaksin, dan tidak wajib memakai masker.

“Bagi penumpang yang merasa kurang sehat, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum naik kereta api serta menggunakan masker selama perjalanan,” terangnya.

 

Lakukan Pemeriksaan Kesehatan

Menkes RI Dalam Sambutan diacara Pekan Kesadaran Resistansi Antimiroba Sedunia 2024. (Dok Kemenkes)
Menkes Budi Gunadi Sadikin Dalam Sambutan diacara Pekan Kesadaran Resistansi Antimiroba Sedunia 2024. (Dok Kemenkes)... Selengkapnya

Jika dalam perjalanan dengan kereta api penumpang merasa kurang sehat, bisa langsung menghubungi petugas agar bisa diarahkan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan. KAI Daop 9 Jember menyiapkan tiga lokasi pos kesehatan yang bisa dimanfaatkan oleh penumpang, tiga lokasi tersebut terdapat di Stasiun Probolinggo, Stasiun Jember dan Stasiun Ketapang.

“Selain pos kesehatan, tidak jauh dari tiga stasiun tersebut juga terdapat Klinik Mediska dengan tenaga kesehatan yang siap memberikan penanganan bila ada penumpang mengalami gangguan kesehatan,” terangnya.

Sebagai langkah pencegahan, KAI memastikan sebelum kereta api beroperasi setiap harinya, selalu dicuci baik eksterior maupun interior dengan bahan-bahan yang dapat membunuh kuman. Setelah kereta api selesai beroperasi juga dilakukan fumigasi di tempat perawatan.

“KAI Daop 9 Jember berkomitmen untuk menyediakan transportasi yang sehat, aman dan nyaman. Jika nantinya ada kebijakan dari pemerintah terkait aturan naik kereta api dengan concern adanya virus HMPV, KAI Daop 9 Jember akan senantiasa mendukung seluruh kebijakan pemerintah tersebut,” pungkasnya.

Infografis

Infografis Mengenal Virus HMPV, Gejala dan Pencegahan
Infografis Mengenal Virus HMPV, Gejala dan Pencegahan. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya