Menteri Susi: Tiongkok Protes, Indonesia Boleh Geram pada China

Susi mendukung tindakan pengamanan yang dilakukan TNI AL dengan memberikan tembakan peringatan kepada nelayan Tiongkok.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 20 Jun 2016, 21:51 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2016, 21:51 WIB
Menteri Susi
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyambangi Pelabuhan Samudera, Bitung, Sulawesi Utara. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China telah menyampaikan protes resmi kepada Pemerintah RI atas insiden penembakan kapal nelayan China oleh kapal TNI Angkatan Laut, yang diklaim melukai seorang anak buah kapal di perairan Natuna, pada Jumat 17 Juni lalu.

Menanggapi aksi protes itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti justru menantang aksi protes China. Ia menilai, tidak hanya China yang dapat protes, Indonesia juga pantas memprotes, karena wilayah lautnya berulangkali dimasuki para nelayan negeri Tirai Bambu itu.   

"Jadi jangan China saja yang boleh geram. Tapi kita juga boleh geram," ujar Susi usai menghadiri acara buka puasa bersama di kediaman Ketua DPR RI, di Jakarta, Senin (20/6/2016).

Susi pun mengaku mendukung tindakan pengamanan yang dilakukan TNI AL, yang memberi tembakan peringatan dan mengejar nelayan yang memasuki wilayah perairan RI.

"Saya pikir TNI AL sudah betul. Kita anggap sebagai illegal fishing," tutur dia.

Susi menegaskan atas perlakuan China, pemerintah RI akan mengirimkan surat protes. Surat itu nantinya akan dibuat Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. "Hubungan kita harus jaga tapi pencurian ikan tidak termasuk dalam hubungan baik antar negara," tutur Susi.

Peristiwa tersebut terjadi Jumat 17 Juni 2016, di zona ekonomi ekslusif perairan Natuna. Penangkapan dilakukan KRI Imam Bonjol-383 di bawah Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar) yang tengah berpatroli.

"Menerima laporan dari intai udara maritim adanya 12 kapal ikan asing yang melakukan aksi pencurian ikan (illegal fishing) di wilayah perairan Natuna yang merupakan wilayah yurisdiksi nasional," kata Kadisepen AL Marsekal Pertama Edi Sucipto, kepada Liputan6.com, hari ini.

KRI Imam Bonjol lalu mendekati kapal-kapal tersebut. Namun, lanjut Edi, kapal-kapal itu malah melarikan diri. "KRI Imam Bonjol pun mengejarnya dan memberikan peringatan melalui tembakan, namun diabaikan."

"Akhirnya setelah beberapa kali dilakukan tembakan peringatan dan salah satunya mengarah ke haluan kapal dan satu kapal dari 12 kapal ikan asing  dapat dihentikan," sambung Edi.

Setelah berhasil dihentikan dan dilaksanakan pemeriksaan dengan menurunkan tim Visit Board Search and Seizure (VBSS), diketahui kapal China bernomor lambung 19038 tersebut, diawaki 6 pria dan seorang wanita yang diduga berkewarganegaraan China.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya