Liputan6.com, Jakarta - RS Harapan Bunda di Ciracas, Jakarta Timur membuka posko korban vaksin palsu di bagian belakang gedung rumah sakit. Posko tersebut berupa tenda hijau yang sengaja dibangun TNI agar rumah sakit dapat melayani laporan orangtua balita dan bayi.
Dari pantauan Liputan6.com di lokasi, pihak rumah sakit menyiagakan lima staf perempuan di posko untuk mendata orangtua pasien. Namun, sebagian besar orangtua korban mempertanyakan tujuan pendataan.
Baca Juga
Mereka protes karena menilai proses pendataan akan memperlama tindakan pertanggungjawaban pihak rumah sakit. Sebab, mereka yakin rumah sakit telah memiliki data pasien bayi dan balita yang terindikasi menerima vaksin palsu.
Advertisement
"Ini ngapain didata-data lagi? Rumah sakit kan punya data pasien siapa saja yang diimunisasi dan siapa saja yang terkena vaksin palsu, umumkan saja," bentak seorang pria sambil menggebrak meja petugas di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Sabtu (16/7/2016).
Kepala Hubungan Masyarakat (Kahumas) RS Harapan Bunda Mira Restiawati sekaligus penanggung jawab posko, berusaha memberikan pengertian kepada orangua korban yang memprotes.
Ia menjelaskan, tujuan pendataan untuk mempercepat proses verifikasi jumlah balita dan bayi di rumah sakitnya yang kemungkinan menerima vaksin palsu, supaya proses penanganan pasien dapat segera dilakukan.
"(Pendataan) Ini untuk mempercepat proses, kami memverifikasi mana saja bayi dan balita yang menjadi korban. Kami perlu data untuk verifikasi," jelas Mira.
Namun, penjelasannya tak diterima sebagian besar orang tua pasien. Mereka menuntut inisiatif pihak rumah sakit mengeluarkan data dokter yang terindikasi menjadi oknum vaksin palsu dan data pasien dokter.
"Kalau diumumkan kan kami tinggal cocokkan. Ini kami disuruh menunggu berjam-jam tanpa kejelasan. Kami ini korban, kenapa malah menjadi korban lagi suruh daftar, suruh tunggu. Kan kami punya juga buku vaksin dan bukti pendaftaran," hardik seorang bapak kepada Mira.
"Anda ini punya anak tidak? Kalau anak Anda jadi korban, pasti Anda juga akan seperti kami! Kami mau rumah sakit segera beri kejelasan," teriak bapak itu.