Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR Oesman Sapta, menyayangkan Indonesia masih mengimpor listrik dari Malaysia untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. Seperti kebutuhan listrik untuk Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, sepenuhnya dipasok dari Malaysia.
"Secara moral kita malu membeli listrik dari Malaysia. Tapi secara ekonomis rakyat di perbatasan tidak boleh disalahkan. Justru mereka beruntung karena listrik menyala dan tidak terlalu peduli darimana asalnya," kata Oesman Sapta saat mengunjungi Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) PLN di Bengkayang, Kamis (4/8).
Selama tiga hari 4 - 6 Agustus Oesman Sapta mengadakan kunjungan kerja ke Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sambas dan Kabupaten Kubu Raya. Oesman Sapta tiba di halaman Kantor Kabupaten Bengkayang sekitar pukul 09.30 WIB. Oesman Sapta langsung disambut Wakil Bupati AguatinusNaon. Setelah mendapat sambutan dari enam penari cilik, Oesman Sapta langsung bergerak ke GITET PLN Bengkayang.
Advertisement
Penanggung Jawab GITET Bengkayang, Sudarto, mengatakan Kabupaten Bengkayang mendapat pasokan listrik dari Gardu Induk Mambong, Serawak, Malaysia sebanyak 100 - 120 megawatt. Pasokan listrik itu sudah berlangsung selama lima tahun. PLN membeli listrik dari Malaysia sebesar Rp 1000/Kwh kemudian menjual ke konsumen sebesar Rp 1.750.
"Inilah tugas pemerintah untuk membangun pembangkit listrik di Kalbar. Kalau misalnya terjadi sesuatu, mereka tinggal menghentikan pasokan listrik. Ini tidak boleh terjadi," ujar pria yang akrab disapa Oso ini.
Malaysia, lanjut Oso, bisa menjual listrik lebih murah. PLN juga bisa mendapat keuntungan. "Tapi saya sebagai orang yang mewakili Kalbar cukup prihatin dengan kondisi seperti ini," tukasnya.
Menurut Oso, pemerintah telah mengambil inisiatif dengan membangun PLTU di Pasir Panjang sebesar 2 x 50 megawatt. "Jika sudah selesai mungkin harga listrik bisa ditekan lagi. Pasti rakyat akan setuju," imbuhnya.
Wakil Bupati A. Naon mengungkapkan PLTU di Pasir Panjang itu akan diresmikan tahun depan. "Harga listrik akan dihitung nanti. Pasti di bawah Rp 1.750," katanya. Kabupaten Bengkayang, tambah Naon, membeli listrik dari Malaysia selain untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat juga untuk mengembangkan industri di daerah ini yang memerlukan tenaga listrik.
(*)