Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 68 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) segera dipulangkan ke orangtua masing-masing. Sebelum memulangkan mereka, Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo menyampaikan sejumlah wejangan.
Panglima meminta seluruh anggota agar tidak melupakan materi pembinaan yang sudah diterima selama karantina.
"Kalian jaga jiwa nasionalisme yang sudah terpupuk itu. Tularkan kepada masyarakat dan teman-teman sebaya kalian di tempat asal kalian," tutur Panglima Gatot di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (19/8/2016).
Menurut dia, dunia dalam keadaan penuh dengan persaingan. Untuk itu, Indonesia membutuhkan para pemuda yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
"Dulu kalian lihat Bendera Merah Putih biasa saja. Dengar lagu Indonesia Raya biasa saja, enggak lebih dari dengar K-Pop. Bukan berarti kalian tidak berjiwa nasionalisme. Jiwa itu memang harus dipupuk. Sekarang, jadilah kader dengan jiwa kebangsaan tinggi," ujar Gatot.
Dia pun menanyakan tentang mimpi dan cita-cita sejumlah anggota Paskibraka. Jawaban beragam muncul dari dari pemuda-pemudi yang rata-rata masih berusia 17 tahun itu.
"Kok (mau jadi) TNI semua ini. Jawa Barat Presiden. Makassar Akpol. Papua Barat TNI AU," kata Gatot.
Dia meminta agar mereka menggantungkan cita-cita mereka setinggi mungkin.
"Adek-adek sekalian sudah mempunyai peluang dan modal menjadi pemimpin. Alangkah sayangnya kalau kami bermimpi hanya menjadi pilot, psikiater. Terlalu rendah. Kamu punya peluang menoreh mimpi setinggi-tingginya. Misal jadi dokter itu bermimpi menjadi pemilik rumah sakit. Jadi kamu dokter sekaligus mempekerjakan dokter-dokter spesialis," imbuh Gatot.
"(Jadi) Presiden pun bisa. Presiden Jokowi tidak pernah jadi Paskibraka. Dulu juga PNS. Karena mimpinya jadi bisa," lanjut dia.
Dia berharap cita-cita tersebut dapat terwujud. Gatot meminta agar seluruh anggota Paskibraka teguh dalam mimpinya dan banyak berdoa.
"Doa pun tidak boleh berubah. Sertai dengan optimistis dan fokus kegiatan. Fleksibel dalam meraih mimpi dan tidak ada matinya. Rajut network, belajar, dan evaluasi sebelum tidur," terang Gatot.
Gatot mengingatkan kembali bahwa Bangsa Indonesia sedang menghadapi kompetisi yang ketat. Untuk itu, sangat diperlukan anak bangsa yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi untuk membawa bangsa bersaing.
"Negara menunggu masa baktimu," tutup Gatot.